Dititipkan di Panti hingga Kerap Dibully Jadi Pecut Kesuksesan Irfan Asmara

Irfan-Asmara2.jpg
(Riau Online)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Hidup mempermainkannya, tapi ia tetap memilih bangkit. Tetap memilih untuk berdiri bagaimanapun rintangan hingga kemudian semesta membantunya untuk mewujudkan satu persatu impiannya. Namanya Irfan Asmara. Dengan setelan hijau lumut dan celana cream, ia tersenyum ramah.

Sembari duduk, lelaki yang lahir ditanggal 10 Oktober 1996 ini bercerita bagaimana prosesnya hingga ia bisa mendirikan Asmara Noer Modelling School. Irfan, begitu biasa ia disapa. Masa kecil yang pahit membawanya menjadi lelaki yang pantang menyerah.

Berasal dari Batusangkar Sumatera Barat yang bahkan desanya itu tidak bisa ditemukan di google maps dengan keadaan kedua orang tua yang bisa dikatakan tidak mampu, membuat Irfan kecil harus tinggal di Panti Asuhan untuk bisa melanjutkan pendidikan.

Menjadi bagian dari panti asuhan membuat ia menjadi bulan-bulanan teman-temannya. Ia di bully habis-habisan sehingga Irfan menjadi sosok yang pendiam dan hanya bisa tertawa didepan orang yang benar-benar dekat dengannya.

“Bullyan itu yang sampai sekarang masih membekas banget. Efek bully masih kerasa. Mohon maaf, yang membuat saya sampai dititik ini adalah dendam. Dendam bukan berarti yang gimana-gimana ya, tapi kita jadikan motivasi. Aku akan nampar lo dengan prestasi. Aku nggak akan pernah nyentumu dengan tangan aku, Cuma aku akan sentuhmu dengan pencapain aku,” jelas Irfan.

 

Irfan Asmara3

Irfan Asmara pemilik Asmara Noer Modelling School/Riau Online

Sembari mengenang, Irfan mengatakan, bully yang pernah ia alami tidak hanya verbal, tapi juga pernah secara non verbal. Pernah dikatain bokong besar, dipukul, dan lain sebagainya yang sangat sakit untuk diingat.

Irfan mengaku, semua bullyan membuat dirinya kuat. Saat ini, orang-orang yang dulu membullynya bahkan tiba-tiba menghubungi via sosial medianya untuk meminta bantuan.


“Ada juga yang ngechat, sukses ya sekarang. Trus ada yang manggil adikku, saudaraku,” kata Irfan sambil tertawa.

Selain dibully, kekurangan ekonomi membuat ia harus terus survive untuk hidup. Irfan kecil acapkali berjualan sapu untuk menambah uang jajannya. Diberi kesempatan untuk tinggal di panti asuhan membuat seorang Irfan memanfaatkan semua itu untuk belajar banyak hal. Mulai dari belajar menjahit, membuat sapu, dan lain sebagainya.

Ia juga kerap kali dalam kesendiriannya belajar otodidak untuk membuat puisi, belajar ngemc, menyulam, dan lain sebagainya. Irfan sadar dan yakin, suatu hari nanti, apa yang ia usahakan dan tanam saat ini akan menuai hasil.

*

Mendapat kesempatan beasiswa untuk kuliah di Pekanbaru membuat Irfan bertekad untuk merubah dirinya menjadi sosok yang lebih baik. “Disitu saatnya saya harus merubah hidup. Udah capek di bully bully bully, udah saatnya juga harus keluar dari zona itu,” katanya.

Di 2017, Irfan mulai belajar tentang dunia modelling. Menurutnya, dunia fashion adalah cara ia untuk bisa dihargai dan dipandang oleh orang. Baik buat dirinya sendiri dan keluarganya. Irfan berujar, jika orang tidak punya fashion dizaman sekarang ini, maka akan sulit dihargai karena orang menilai dari apa yang tampak diluaran terlebih dahulu..

“Dengan fashion lebih dihargai. Selama ini nggak dihargai.  Mau jadi apapun, punya attitude yang bagus dan komunikasi yang bagus juga fashion yang bagus, kerja apa saja diterima. Yang paling penting bagaimana kita bisa membawa diri. orang-orang zaman sekarang memandang, nggak penting lu penjabat atau apa, tapi kalau fisik lu keren, itu dihargai,” jelas Irfan.

Perjuangan Irfan di dunia fashion mengantarkan anak keempat dari lima bersaudara itu bisa mendirikan Asmara Noer Modelling School di 1 Februari 2020. Asmara Noer Modelling School bertujuan untuk membentuk karakter anak didiknya. Di Asmara Noer Modelling School ini juga , bukan fokus ngajarin modellingnya dulu, tapi fokus membentuk pribadi yang baik.

“Ketika pribadinya sudah baik, kita ngajarin apa saja bisa masuk, walaupun ilmu yang kecil atau besar,” ungkapnya.

Alumni Perikanan UNRI ini juga mengatakan, ia dan teamnya mengajari anak didiknya di Asmara Noer Modelling School layaknya kakak ke adik. Ia lebih memilih untuk menyentuh hati anak didiknya terlebih dahulu, lalu kemudian membuat nyaman.

Sembari memperbaiki duduknya, lelaki yang pernah menjadi team Ivan Gunawan ini bercerita, Asmara Noer Modelling School saat ini sudah bekerja sama dengan make up artis di Pekabaru bahkan seluru daerah di Riau. kerja sama dengan hampir seluruh

Selain make up artist, Asmara Noer Modelling School ini juga bekerja sama dengan  photografer, brand kosmetik, dan lain sebagainya. “Kita beri porsi job masing-masing sesuai karakter, asal mereka mau konsisten untuk berlatih,” jelas Irfan.

Jebolan sekolah modelling yang didirikan Irfan ini juga baru pulang dari Rusia beberapa waktu lalu untuk mengikuti ajang kecantikan, beberapa siswa juga mau berangkat ke nasional membanggakan nama Riau. Sebulanan yang lalu juga selesai photo katalog dengan salah satu butik untuk ke Dubai.

“26 Januari nanti akan ke Bali untuk fashion show,” katanya.

Lebih lanjut, jika ingin bergabung dengan Asmara Noer Modelling School, menurut Irfan tidak harus cantik ataupun ganteng, yang gendut, kurus, tinggi, pendek juga bisa bergabung asalkan memiliki niat belajar yang besar.

“Bagaimanapun kita, harus bersyukur dengan diri sendiri. Harus berusaha merubah kekurangan kita itu untuk menjadi kelebihan. Itu yang paling penting,” pungkasnya. Setelah lama bercerita, Irfan pamit pulang dengan dijemput mobil fortuner hitamnya.