Kapolda Riau: Kritis Itu Bagus dan Boleh, Tapi Jauhi Provokasi

kapolda-riau-agung-imam.jpg
(istimewa)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi mengajak masyarakat Indonesia khususnya Riau untuk bisa bersikap bijak dalam menggunakan teknologi terutama saat bersentuhan dengan media sosial.

 

Hal tersebut disampaikan Kapolda dalam acara seminar "Mengenal Tools Google Untuk Filter Informasi dan Hoax di Era Disrupsi" yang diselenggarakan oleh Riauonline.co.id bekerjasama dengan Polda Riau di hotel the Zuri, Pekanbaru.

 

"Kritis itu bagus dan boleh, namun harus mampu menetralisir dan menjauhi sikap provokatif, mengkritisi tidak sama dengan menjatuhkan," kata Kapolda, Selasa, 15 Oktober 2019.

 

 

Dijelaskan Agung, Indonesia adalah pengguna media sosial papan atas di Dunia, bahkan Indonesia berada dalam peringkat 3 terbesar dunia dibawah China dan India.

 


Berdasarkan data, pengguna media sosial di Indonesia awal Januari lalu sekitar 20 juta orang dengan pertumbuhan pengguna sebesar 15 persen, dan diperkirakan Indonesia memiliki pengguna Sosmed berkisar pada angka 23 hingga 24 juta orang pada awal tahun 2020 nanti.

 

 

Dengan angka pengguna sosmed yang besar ini, sambungnya, tanpa diikuti dengan kemampuan literasi yang baik maka Indonesia sangat rentan diserang bahaya Hoax.

 

"Segala macam bentuk Hoax akan menerpa dan singgah lalu langsung diyakini kebenarannya oleh netizen pengguna medsos di Indonesia," tuturnya.

 

Polri sejauh ini sudah melakukan penyuluhan dan himbauan tentang Tindak Pidana Cyber sebagai bentuk dari kesadaran bermedia Sosial dan Cyber Awareness yang rutin melaksanakan Patroli Cyber di medsos maupun di media-media online melalui diseminasi maupun counter narasi.

 

"Kita juga melaksanakan pelayanan terhadap masyarakat yang melaporkan secara Offline TP Cyber dan melakukan koordinasi internal dalam penanganan TP Cyber," pungkasnya.

 

Terkait kondisi kekinian tentang ujaran kebencian terhadap musibah yang dialami oleh Menkopolhukam, Wiranto l, maka Polda Riau juga sedang mendalami sebuah kasus yang diduga dilakukan oleh JM.

 

JM sendiri merupakan ASN di sebuah dinas dan dosen Luar Biasa di sebuah Universitas di Riau, kasusnya hingga saat ini masih dalam proses lidik untuk memastikan pelakunya