90 Tahun Peringatan Sumpah Pemuda Momentum Bangkitnya Mahasiswa

ilustrasi-sumpah-pemuda-2.jpg
(linikini)


Oleh: Menteri Sosial dan Politik BEM Universitas Riau, Muhammad Hafiz Ona Putra

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Sejarah mencatatkan bahwa tercetusnya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 merupakan sebuah momentum kebangkitan kaum terpelajar, mahasiswa, intelektual, dan aktivis pemuda. Kala itu, tantangan yang dihadapi adalah bagaimana menggalang kesatuan pemuda.

Dewasa ini perpecahan semakin massiv terjadi di tubuh negeri ini, mulai dari perbedaan pandangan politik, hingga perbedaan keyakinan. Maka, tepat apabila semangat Sumpah Pemuda kembali digelorakan. Walaupun Sumpah Pemuda telah berlalu 90 tahun yang lalu, namun semangat juangnya harus terus hidup, baik itu dulu, sekarang ataupun di masa depan.

Sumpah Pemuda yang menggelorakan semangat persatuan tanah air, bangsa dan menjunjung bahasa persatuan Indonesia merupakan solusi konkrit terkait permasalahan yang menghinggapi para elite politik negeri ini hingga tatanan masyarakat pedesaan.

Selama ini terjadi kesalahpahaman konteks yang dipahami oleh masyarakat terkait gerakan mahasiswa. Mahasiswa di sebut-sebut ditunggangi oleh oposisi dan selalu diulang-ulang di berbagai kesempatan. Sehingga mulai melekat kepada masyarakat dan bahkan mahasiswa sendiri mulai meragukan idealisme dari pergerakan mahasiswa.

Banyak mahasiswa saat ini yang melupakan bahwa gerakan mahasiswa berdasarkan politik nilai dan bukan politik praktis. Jikalau ada permasalahan dan itu terjadi dikarenakan kebijakan pemerintah, maka itu harus disikapi. Dan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi pergerakan kampus tidak dapat mengeluarkan statemen ganti si A dengan si B, tapi jika memang solusi konkrit dari pemerintah tak kunjung ditemukan dan tak mampu diselesaikan maka mundur saja. Yang ada dalam pikiran dan benak mahasiswa adalah masyarakat harus sejahtera dan tidak terjadi krisis keberpihakan yang dilakukan pemerintah terhadap rakyatnya.

Dalam menyikapi tahun politik ini, diharapkan tidak ada orang-orang yang cinta buta terhadap pasangan calon dukungannya, selalu membenarkan apa yang disampaikan tanpa mencernanya dengan baik dan menelusuri apakah yang disampaikannya memang benar. Mendukung silakan, tapi jika salah maka dengan tegas katakan itu salah, dan jika memang benar apa yang disampaikan, silakan untuk disebarluaskan. Karena politik itu dinamis, belum tentu yang hari ini kita dukung sesuai dengan harapan kita di masa yang akan datang.

Silakan pilih dan dukung paslon yang benar-benar membawa misi untuk rakyatnya dan memiliki konsep yang jelas dan siap untuk direalisasikannya.


Mahasiswa sebagai pemuda intelektual harus memahami situasi yang terjadi hari ini. Mahasiswa tidak cukup hanya berada di diskusi-diskusi seremonial namun lupa dengan substansi perjuangan 90 tahun yang lalu. Maka, jangan jadikan peringatan Sumpah Pemuda setiap tahunnya hanya sebagai seremonial belaka. Mahasiswa harus memahami bahwa momentum 90 tahun peringatan sumpah pemuda merupakan momentum kebangkitan mahasiswa. Bagaimana perjuangan mahasiswa dahulu menghiasi sejarah peradaban bangsa ini.

Orientasi mahasiswa saat ini kembali layaknya tahun 1978. Saat itu diberlakukannya Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK) secara paksa, yang mengarahkan mahasiswa hanya berada di jalur akademik saja. Karena mahasiswa dinilai secara nyata membahayakan penguasa. Apakah akibat pernah diberlakukannya konsep tersebut, sehingga menjadi tuntunan hidup berkampus oleh mahasiswa?

Senin (29/10) disepakati oleh mahasiswa seluruh Indonesia yang tergabung dalam aliansi terbesar di Indonesia yakni Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menjadi momentum kebangkitan mahasiswa. Hari dimana almamater berwarna-warni, dari Sabang sampai Merauke dan dari Pulau Miangas hingga Pulau Rote akan menjadi satu di depan Istana Negara. Tak sampai di sana, setiap daerah juga melakukan aksi peringatan 90 tahun Sumpah Pemuda berdasarkan masalah yang ada di masing-masing daerah, menjadi titik balik dari kebangkitan mahasiswa.

“Hei mahasiswa jangan tenggelam dalam sejarah, tapi tenggelamkan dirimu dalam sejarah, jangan mau hanya menjadi pembaca sejarah, tapi jadilah pelaku sejarah dan ceritakan sejarahmu nanti kepada para mahasiswa-mahasiswa yang akan melanjutkan perjuanganmu.”

Mahasiswa harus membudayakan budaya diskusi, tapi tidak cukup hanya dengan diskusi. Harus ada eksekusi nyata dari diskusi-diskusi panjangmu. Hidup Mahasiswa !!!

Tanggal 28 Oktober 2018, hari Sumpah Pemuda adalah sebuah kesia-siannya jika hanya berhenti di diskus-diskusi ceremonial namun lupa dengan substansi heroisme di 90 tahun yang lalu.

29 Oktober 2018 adalah momentum terpilih, untuk menghadirkan semangat sumpah pemuda bukan hanya dalam diskusi-diskusi tematik seremonial. Tapi, momentum ini adalah hari di mana wajah-wajah mahasiswa, dengan almamater yang berbeda-beda, dari Sabang sampai Merauke dan dari Pulau Miangas hingga Pulau Rote akan menghadirkan dirinya dalam satu titik. Istana negara.