Luar Biasa. Jemaat Gereja AS Sambut Kaum Muslim saat Salat Jumat

Doa-Muslim-buat-Korban-Penembakan.jpg
(REUTERS)

 

RIAU ONLINE, CALIFORNIA - Pemandangan luar biasa sekaligus memberikan dukungan kepada umat Muslim diperlihatkan oleh puluhan jemaat gereja di Amerika Serikat (AS) tergabung dalam Unitarian Universalist di seluruh daerah Houston, negara bagian Texas. 

 

Sambutan dan dukungan tersebut diberikan usai insiden penyerangan oleh pasangan suami istri Syed Farook, lelaki kelahiran Amerika berusia 28 tahun, dan Tashfeen Malik, perempuan berusia 27 tahun yang menewaskan 14 orang dan lainnya luka-luka. (Baca Juga: Lagi, 14 Warga Tewas Diberondong Peluru di Amerika

 

Jemaat dari Unitarian Universalist berjumlah puluhan tersebut kemudian menyambut umat Muslim sedang menuju masjid-masjid di dekatnya untuk Salat Jumat di Webster, Texas, Jumat waktu setempat atau Sabtu Waktu Indonesia Barat (WIB). 

 

Sekelompok umat dan pastor menganggap penting untuk mendukung para tetangga mereka di saat-saat “tidak adanya toleransi dan salah pengertian,” setelah berbagai serangan bermotifkan agama menjadi pemberitaan utama.

 

Pimpinan Asosiasi Unitarian Universalist mengatakan, hal itu dilakukan guna menunjukkan cinta kasih dan toleransi mengalahkan ketakutan dan kebencian. (Klik Juga: Obama Wajah Muram Sampaikan Belasungkawa

 


Pertemuan bernuansa positif itu sangat berbeda dengan berbagai demonstrasi “anti-Islam” di luar masjid-masjid di Texas selama beberapa bulan terakhir. Wakil imam di masjid di dekatnya mengatakan, umat Islam sangat tersentuh menyaksikan dukungan tersebut.

 

Penyerang bersenjata tersebut bernama Farook sebelumnya diidentifikasi sebagai seorang tersangka oleh berbagai media. Kepolisian setempat mengatakan, kedua orang itu menikah atau bertunangan.

 

Media sekelas Associated Press dan Los Angeles Times menyatakan, keduanya merupakan pasangan suami istri dan memiliki seorang bayi. (Lihat Juga: Amerika Bom Truk Minyak. Berhasilkah Lumpuhkan ISIS?

 

Sebelumnya, Rabu (2/12/2015) wakrtu setempat, tiga orang bersenjata menyerang pusat pelatihan orang disabilitas (cacat) di San Fransisco, California, Amerika Serikat. Penyerangan ketiga orang tersebut menewaskan 14 orang, dan 17 lainnya cedera,. 

 

Beberapa jam kemudian polisi menembak dan menewaskan penembak di sebuah daerah dekat Redlands, California. Ketika itu, petugas menemukan sebuah SUV yang dipakai orang bersenjata itu untuk melarikan diri. Satu petugas cedera dalam baku tembak, tetapi diperkirakan akan pulih. 



Kepala polisi San Bernardino, Jarrod Burguan, dikutip dari voaindonesia.com, mengatakan, kedua tersangka yang tewas adalah seorang laki-laki dan perempuan yang mengenakan pakaian penyerang dan dipersenjatai dengan senapan dan pistol. Tidak ada informasi siapa mereka dan bagaimana hubungan mereka satu sama lain.



Tersangka ketiga ditangkap ketika berusaha melarikan diri dari lokasi baku tembak dekat SUV itu. Burguan mengatakan, tidak jelas apakah dia salah satu buronan bersenjata atau seseorang yang berusaha mencari tempat yang aman. ((Baca: Kok Bisa Pesawat Perwira Amerika Masuk Indonesia Tanpa Izin

 

Burguan menggambarkan penembakan ini sebagai kasus “terorisme domestik". Ia tidak tahu apa motifnya. Katanya, kemungkinan adanya pertikaian di tempat pekerjaan sedang ditelusuri. (Klik Juga: Takut dengan Iran, Israel Minta Dana ke AS) 

 

Seorang pejabat FBI di lokasi tidak bersedia mengatakan, apakah serangan ini terkait terorisme internasional. Penyelidikan menemukan petunjuk potensial bisa mengarah ke sana, tetapi penguasa akan mengikuti jejak bukti kemana saja.

 

Penembakan ini terjadi kurang dari seminggu setelah seorang bersenjata menewaskan tiga orang dan melukai 9 lainnya dalam insiden penembakan di klinik Planned Parenthood di Kolorado Springs. 



Pada Oktober, seorang bersenjata menewaskan sembilan orang di sebuah universitas di Oregon, dan pada Juni, seorang bersenjata kulit putih menewaskan sembilan umat gereja berkulit hitam di South Carolina.



Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline