Miris, Dokter Spesialis Ini Wafat Usai Tugas Jaga 5 Hari di Tiga RS saat Lebaran

Dokter-beri-Penghormatan.jpg
(HUFFINGTONPOST.COM)

RIAU ONLINE - Dokter Stefanus Taofik, dokter spesialis anastesi (bius), mendadak menjadi viral di media sosial. Sayangnya, viralnya sang dokter karena ia meninggal dunia akibat tugas jaga saat libur Idul Fitri di tiga rumah sakit selama lima hari. 

Kematian Taofik memicu diskusi panjang tentang aturan jam kerja yang harus dipikirkan secara matang oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Harus ada pengaturan tugas jaga antara dokter senior, dan muda saat liburan panjang, seperti Idul Fitri dan hari keagamaan lainnya. 

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar (Sekjen PB) IDI, dr M Adib Khumaidi, membenarkan kejadian tersebut, namun masih menyelidiki penyebab kematian. 

Baca Juga: Mengharukan, Keinginan Terakhir Bocah Ini Membuat Dokter Hormat ke Jenazahnya

"(Kita periksa) juga apa betul jaga lima hari, karena informasi lain menyebut ia berjaga 2x24 jam dengan status on call," kata Adib Khumaidi, dilansir dari BBC Indonesia, Rabu, 28 Juni 2017. 

"Dokter anestesi tidak seperti dokter UGD yang selalu melek terus di UGD, kalau anestesi biasanya disediakan tempat untuk istirahat," lanjutnya. 

Ketika tugas on call, tuturnya, dokter tidak harus berada di rumah sakit, tetapi banyak memilih berjaga di rumah sakit karena ketika ada panggilan dituntut untuk cepat datang.

"Harus dilihat apakah ada faktor pencetus di jantungnya, karena jika ditambah dengan jaga on call, karena (saat on call) stressornya tinggi, ini bisa jadi pemicu. Ini yang perlu ditunggu informasi resminya," jelas Adib. 


Informasi kematian Taofik pertama kali ditulis dalam blog kesehatan, Selasa, 27 Juni 2017. Blog diasuh dokter I Made Cock Wirawan itu menyebut, Taofik diduga meninggal karena serangan jantung di kamar jaga rumah sakit di Bintaro.

"Sebab beliau sudah ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa di kamar jaga rumah sakit. Sebelum meninggal, dokter Taofik melaksanakan jaga di tiga rumah sakit selama lima hari berturut turut dikarenakan banyak seniornya yang cuti," tulisnya.

Klik Juga: Bupati Siak: Bukan Pasien Yang Datang, Tapi Dokter Ke Rumah Warga

Dokter Made, pengelola blogdokter.net, mengatakan, ia menerima informasi ini dari kolega-koleganya dan menekankan penyebab pastinya masih diselidiki.

"Banyak dugaan, karena (bisa diduga) kelelahan, jaga terlalu lama, ada dugaan serangan jantung. Untuk pastinya masih diinvestigasi oleh Ikatan Dokter Indonesia," katanya,

Di media sosial, sejumlah orang menyampaikan keprihatinan. "Mudah-mudahan hal seperti ini jadi evaluasi, cuti pun harus ada yang monitor," kata satu pengguna Twitter. Lainnya mengatakan, "regulasi jam kerja sebenarnya yang perlu dikaji lebih lanjut, dokter, residen, fellow dan lainnya."

Dokter Made mengatakan, saat ini regulasi tentang jam kerja dokter di Indonesia belum jelas. "Beda dengan di Eropa dan di Amerika Serikat, (diatur) dokter muda (kerja) berapa jam, senior berapa jam, di sini belum ada."

Selain itu, ia menjelaskan, sumber daya manusia di rumah sakit tidak sama.

"Ada yang spesialis anestesi satu orang, dua orang. Kalau satu orang, ada operasi 10 sehari, ya dia semua ambil karena anestesi menyangkut semua operasi. Intinya di penyebaran dokter belum bagus sehingga regulasi tidak bisa diterapkan di semua rumah sakit, sehingga rumah sakit menerapkan berbeda-beda," katanya.

Adib dari IDI mengatakan kasus overwork pernah beberapa kali terjadi. "Dulu pernah ada dokter bedah, meninggal, ternyata ada faktor pemicu karena dia perokok dan punya kolesterol. Ada juga yang sudah ada gejala sebelumnya, nyeri dada dan sebagainya, tapi tidak pernah cek," katanya.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline