RIAU ONLINE, PEKANBARU - Operasi Modifikasi Cuaca mulai dilaksanakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Provinsi Riau untuk mengantisipasi terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang kerap terjadi saat musim kemarau.
Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Jim Ghafur, mengatakan operasi modifikasi cuaca atau penyemaian garam di langit Riau telah dimulai sejak Jumat, 2 Mei 2025.
Satu unit pesawat khusus jenis Cessna yang dikerahkan dalam OMC di wilayah Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), satu di antaranya daerah yang rawan karhutla setiap tahunnya.
"Pesawat Cessna yang digunakan akan melakukan penyemaian garam di awan-awan potensial agar terjadi hujan buatan. Ini diharapkan bisa membasahi lahan gambut yang mulai mengering akibat kemarau," kata Jim, Sabtu, 4 Mei 2025.
Jim menjelaskan Rohil memiliki areal gambut luas yang sangat rentan terbakar, terutama saat tidak ada hujan dalam waktu lama. Lokasi ini dipilih sesuai dengan keberadaan awan potensial untuk penyemaian garam.
Kegiatan ini akan berlangsung selama beberapa pekan ke depan, tergantung kondisi atmosfer dan ketersediaan awan potensial. BNPB ujar dia menyatakan siap memperpanjang durasi operasi jika dibutuhkan.
Dia menambahkan bahwa operasi ini merupakan hasil koordinasi intensif antara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, BNPB, dan BPBD Riau. Pasalnya berdasarkan prakiraan cuaca BMKG, musim kemarau di Riau diperkirakan mulai memasuki fase kering pada awal Mei dan akan berlangsung hingga September.
Kondisi ini meningkatkan risiko karhutla, terutama di wilayah pesisir seperti Rohil, Bengkalis, dan Dumai. Untuk itu patroli darat dan udara akan ditingkatkan untuk mendeteksi titik panas secara dini.
"Kami berharap operasi ini bisa meminimalkan potensi kebakaran sejak dini. Riau sudah punya pengalaman panjang dengan karhutla, dan kita tidak ingin kejadian serupa terulang tahun ini," tegas Jim.(ANTARA)