
Warga Palestina mencari barang-barang yang bisa diselamatkan di antara puing-puing rumahnya yang hancur akibat serangan Israel di kamp pengungsi Nuseirat, Jalur Gaza bagian tengah, Selasa, 18 Maret 2025.
(Eyad BABA / AFP via KUMPARAN)
RIAU ONLINE - 420 ribu warga Palestina Kembali mengungsi di Gaza sejak 18 April 2025 akibat adanya serangan dari Israel, meski masih di kondisi gencatan senjata.
Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), melalui keterangan resmi memberi peringatan bahwa bantuan kemanusiaan dan pasokan belum memasuki Jalur Gaza sejak 2 Maret 2025, ketika Otoritas Israel memberlakukan pengepungan.
"Ini sudah tiga kali lebih lama dibandingkan yang diberlakukan pada Oktober 2023 saat perang dimulai," tulis keterangan UNRWA, dikutip dari ANTARA, Sabtu, 19 April 2025.
Sedikitnya, 20 perintah pengungsian dikeluarkan oleh militer Israel antara 18 Maret hingga 14 April, secara total, yang mengakibatkan sekitar 69 persen wilayah Jalur Gaza berada di bawah perintah pengungsian aktif, berada dalam zona ‘terlarang’ atau keduanya.
Badan tersebut memperkirakan hampir 420.000 orang telah mengungsi kembali sejak gagalnya gencatan senjata.
UNRWA juga menyatakan bahwa pengeboman yang dilanjutkan dan pembatasan total terhadap bantuan sangat menghambat kemampuan lembaga kemanusiaan untuk merespons kebutuhan mendesak—terutama makanan, air bersih, sanitasi, tempat tinggal, dan pasokan medis.
Israel melanjutkan serangannya di Gaza pada 18 Maret, mengakhiri gencatan senjata selama dua bulan.
Lebih dari 51.000 warga Palestina terbunuh di Gaza dalam serangan brutal Israel sejak Oktober 2023, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. (ANTARA)