Saat Malam, PKL Pasar Senapelan Kembali Tumpah Ke Trotoar

Pasar-Kodim-Senapelan.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ULTI DESI ARNI)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pagi hari hingga sore, jalan Teratai yang beberapa waktu lalu terjadi penggusuran pedagang kaki lima, terlihat rapih dan bersih. Usai penggusuran terjadi, tak ada satupun pedagang yang berani berjualan di trotoar jalan Teratai. Apalagi sampai memakan badan jalan.

 

Jika berani, bersiap saja karena puluhan Satpol PP dan Kepolisian Resort Kota Pekanbaru bakal mengamankan dan menyita barang dagangan mereka yang dinilai nakal karena tak taat aturan. "Kami berjaga dari jam delapan pagi sampai jam empat atau jam lima sore," kata Huda, salah seorang anggota Satpol PP Pekanbaru yang sudah sepekan berjaga.

 

Lain para pedagang, mereka sangat waspada dan berhati-hati karena jika mereka salah meletakkan barang dagangan, milik mereka bakal langsung diangkut, disita oleh para aparat penjaga. Jika hendak dikembalikan, mereka harus ke kantor Satpol PP Kota Pekanbaru yang berada di kompleks perkantoran walikota Pekanbaru. Di sana mereka harus menandatangani surat perjanjian yang dibuat untuk tak berdagang lagi di tempat yang dilarang.

Baca Juga: Inilah Kondisi Pedagang Pasar Senapelan Usai Sepekan Digusur

 

"Kalau tertangkap lagi katanya tak akan dikembalikan lagi," ungkap Sitorus, salah seorang pedagang sayur, Selasa, 27 September 2016.

 

Keadaan berbeda terlihat ketika para aparat penjaga mulai bertolak pulang. Ketika jam jaga sudah usai, para pedagang ini kemudian tumpah ruah kembali ke trotoar menjajakan dagangannya. Dengan bermodalkan bentangan terpal di atas trotoar, barang dagangan, mereka susun serapi mungkin. Mereka lakukan ini hampir berbarengan tanpa dikomandoi siapapun.


 

Hal ini terpaksa mereka lakukan karena hendak habiskan sisa dagangan yang masih banyak tersisa dari pagi. Padahal sebelum adanya penertiban, dagangan mereka selalu ludes terjual sebelum senja datang.

 

"Biasanya jam lima itu udah pulang kami. Itu paling sore. Ini, jam segini dagangan masih banyak padahal jualan dari pagi," keluh Buntar, pedagang pisang asal Kulim.

Kilk Juga: Usai Gusur PKL, Firdaus Tak Khawatir Tak Dipilih Pedagang Pasar

 

Mereka tak peduli lagi jika sewaktu-waktu aparat penjaga ini kembali dan mengubrak-abrik dagangan mereka yang tersisa tersebut. Hal tersebut mereka anggap sebagai resiko yang harus mereka bayar untuk perut keluarga mereka di rumah.

 

"Kalau kami tak berani ambil resiko, bagaimana anak istri di rumah yang butuh makan tiap harinya? Belum sekolah dan kebutuhan lainnya," jelas Buntar.

 

Jika penjagaan terus dilakukan dan Pemko Pekanbaru belum memberikan tempat relokasi yang menyatukan semua pedagang tanpa dipisah-pisah, mereka akan terus melakukan 'petak umpet' dengan aparat. "Biarlah macam anjing sama kucing. Harus kejar-kejaran," tegasnya.

Lihat Juga: Ini Alasan Pedagang Pasar Teratai Menolak Direlokasi

 

Sementara itu pada malam hari, Pasar Higienis sudah tutup. Pedagang kembali berjualan di trotoar dan jalan dari sore hingga pagi hari ketika para Satpol PP kembali berjaga.

 

"Mereka datang jam delapan. Jadi sebelum jam delapan kita semua sudah harus bersih dari trotoar. Kalau tidak yah kena usir lagi," tandasnya.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline