Mesin Gol Itu Bernama Jamie Vardy, Ini Kisahnya

RIAU ONLINE – Kehadiran Jamie Vardy di kancah liga Inggris  ibarat dongeng dunia sepak bola. Penampilan ciamik Vardy musim ini cukup mengejutkan pecinta sepak bola di Britania Raya maupun belahan dunia. Kenapa tidak, Vardy yang hanya jebolan klub kasta terendah itu kini menjelma sebagai bintang besar.

 

Ia membawa timnya ke puncak klasemen, Vardy menjadi mesin gol bagi klub yang sempat terseok-seok untuk tetap bertahan di kasta tertinggi itu. Vardy kini pencetak gol terbanyak sementara serta menyamai rekor salah satu striker terhebat di Britania Raya.  Jamie Vardy membuktikan hal tersebut bukanlah dongeng semata yang sulit diwujudkan.

 

Dikutip dari Sindonews.com, Vardy yang membela Leicester City, sukses menyamai rekor milik eks penyerang Manchester United, Ruud van Nistelrooy. Golnya ke gawang Newcastle United tak hanya membuka keran gol kemenangan 3-2 timnya, melainkan jadi gol ke-10 dari sepuluh laga beruntun. (KLIK: Mengenal Jamie Vardy, Ujung Tombak Leicester City)

 

Prestasi itu membuat Vardy menyamai prestasi Nistelrooy di musim 2003 lalu. Total ia sudah mencetak 13 gol dari 13 laga dan kini pemain berusia 28 tahun tinggal menatap torehan 12 gol beruntun milik penyerang legendaris Sheffield United Jimmy Dunne yang bertahan sejak 1932 silam.

 

Dongeng Jamie Vardy yang kini ramai dibicarakan memang sukses menyilaukan mata. Namun, jauh sebelum dikenal sebagai penyerang mengerikan saat ini, ia hanyalah pemain yang hampir menghabiskan kariernya di kasta liga paling rendah.


 

Setelah lulus dari akademi Sheffield Wednesday, Vardy memulai karier profesionalnya di Stocksbridge Park Steels F.C, klub yang berkompetisi di Northern Premier League atau divisi paling rendah dalam sistem liga di Inggris. Menimba ilmu selama tiga musim sejak 2007, Vardy yang kala itu masih berusia 16 tahun dibayar sebesar 30 poundsterling atau sekitar Rp 600 ribu (kurs rupiah saat ini). Di Stocksbridge pun, Vardy sempat dipinjamkan ke klub lain untuk trial. 

 

Perlahan tapi pasti, bakat Vardy mulai dilirik klub yang lebih 'elit' yakni Halifax Town pada musim 2010/2011. Bermain di National League, ia keluar jadi top skor musim dengan torehan 27 gol dan membantu timnya mengunci titel juara. (BACA: Rio Haryanto Ke F1, Kemenpora Cari Uang 10 Juta Euro)

 

Di musim 2011/2012, Vardy yang baru bermain empat laga dan mencetak tiga gol, langsung dibajak Fleetwood Town yang bermain di League One. Semusim bermain di Fleetwood dan mencetak 34 gol, Leicester City akhirnya rela memecahkan rekor transfer untuk pemain non-liga dengan mahar 1 juta poundsterling (Rp 20,7 miliar).

 

Berseragam The Foxes, Vardy memberi dampak signifikan. Mencetak 21 gol dalam dua musim di Divisi Championship, Vardy membawa Leicester promosi ke Liga Inggris pada musim 2014/2015. Di musim pertamanya bermain di level tertinggi, ia mencetak lima gol dan membawa timnya finis di posisi 14.

 

Musim ini, Vardy pun meledak. Ia langsung menggebrak dengan mencetak gol pembuka musim Leicester melawan Sunderland. Kini, ia sudah mengoleksi 13 gol dari 13 laga, jumlah yang dua kali lipat dari musim lalu.

 

Penampilan Vardy bukan tanpa respon. Sanjungan dari berbagai pelatih dan klub raksasa sudah ia dapatkan. Tak tanggung-tanggung, Real Madrid dan Barcelona pun dikabarkan siap meminang striker asli Inggris tersebut.