Irvandi: Soal Gedung BRK, Meski Dijebak Saya Tidak Terjebak

Irvandi-Gustari-Dirut-Bank-Riaukepri.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/WILNA SARI)

Penulis: Wilna Sari


RIAU ONLINE, PEKANBARU – Menanggapi persoalan masa lalu terkait anggapan miring dari masyarakat maupun pemberitaan media, Dirut Utama Bank Riau Kepri (BRK) Irvandi Gustari, angkat bicara dalam wawancara eksklusif dengan RIAUONLINE, Rabu (20/1/2016) di lantai delapan gedung BRK.

Irvandi mengatakan, ia tidak merasa terbebani dengan masalah tersebut. Termasuk gonjang-ganjing serah terima dan penggunaan gedung operasional 16 lantai itu, yang belum beroperasi terhitung sejak empat tahun silam.

“Dulu jebakan batman itu bermula dari pertama saya masuk. Gedung ini sudah harus saya serah terima dan yang menekan-nekan saat itu juga dari rekan media. Teman-teman media tidak sadar kalau mereka ditunggangi pihak ingin mengalihkan semua tanggung jawab gedung ini ke saya. Jadi, dibuatlah skenario dengan membuat media terus menggesa saya dengan pertanyaan, kapan gedung ini bisa dipakai. Tujuannya agar saya menyerah dan segera mengambil tanggung jawab, lalu mereka lepas. Saya tidak terjebak, karena sudah tahan banting dengan masalah ‘bola panas’ seperti itu,” ungkapnya. 

 

Baca Juga: Menteri Tjahjo: Bank Riaukepri Tidak Banyak Beri Kontribusi untuk Daerah 

Irvandi pun kembali menilik ke belakang dan membeberkan fakta sebenarnya terjadi pada pembangunan gedung tersebut. Anak mantan Wali Kota Pekanbaru Periode 1981-1986, Ibrahim Arsyad-Prof Hj Aswarni Adam, SH ini mengatakan, awalnya masalah gedung operasional BRK itu mulai digerakkan lagi di awal pengangkatannya sebagai dirut. Ia sempat sengaja tidak mengambil sikap selang dua bulan jabatan.


“Saya tahu banget, gedung ini bergerak setelah saya masuk. Jadi kurang lebih dari Juni, selama dua bulan saya diamkan dulu. Semua tiarap. Dari internal bahkan tidak ada yang bertanya. Kemudian saat mereka (karyawan) saya minta presentasi, tidak ada yang berani datang ke saya,” katanya.

Tidak tinggal diam, akhirnya Irvandi mengagendakan presentasi. Berharap akan disinggung persoalan gedung lambat digunakan itu. “Akhirnya saya bergerak, karena kalau diam terus pembiaran namanya. Saya agendakan presentasinya. Tapi informasi tentang gedung ini hanya penggalannya saja saya dapatkan,” katanya.

Kemudian, saat ia berinisiatif mendapatkan kejelasan soal gedung dengan menghubungi kontraktor yang terlibat. Tetapi, karyawannya balik menawarkan padanya untuk mencari pengacara.

Klik Juga: Ibu Menjadi Alasan Dirut Bank Riaukepri Pulang ke Riau

“Ternyata saat itu mereka belum pernah kontak Waskita. Malah saya diminta untuk cari pengacara. Aneh dong, ibaratnya kami majikan yang kasih uang untuk kerja, mereka kontraktor yang mengerjakan, tapi kok malah kita diminta cari pengacara. Kemudian saya temui Direktur Waskita. Sampai akhirnya pengerjaan berjalan seperti biasa. Sudah begitu, saya masih saja digugat wartawan, kapan bisa dipakai, kok lambat dan lambat,” katanya.

Meski begitu, ia tetap berupaya untuk profesional. Pertama kali sebelum melakukan serah terima, dia sudah lakukan pengecekan dokumen terkait pembangunan gedung agar tidak terbentur nantinya dengan masalah hukum dan teknis.

“Saya harus profesional. Gedung ini sudah saya cek dengan BPKP. Kunci dulu, BPKP kita cek terakhir. Biar saya tidak terbentur dengan masalah hukum dan teknis nantinya. Terakhir periksa BPKP, baru saya serah terima. Alhamdulillah sekarang sudah clear,” katanya.

Tetap fokus pada perubahan yang akan digerakkannya pada perusahaan perbankan milik pemerintah daerah itu, akhirnya dengan berbagai yang dilakukan Irvandi bisa melewati proses panjang tersebut.

Lihat Juga: 28 Januari Gedung Bank Riaukepri Akan Diresmikan

“Alhamdulillah, saya bisa lewati proses tahapannya. Saya harus berjuang, karena ini bank, bukan gedung biasa yang dua tiga hari bisa pindah begitu saja. Apalagi security dan sistemnya. Sistem di bawah itu kalau tidak berjalan dengan baik, begitu mati lampu, hilanglah semua uang tabungan orang. Karena itu server kita diposisikan di Karawaci,” katanya.