Petani Bungaraya Siak Keluhkan Sulitnya Dapat Pupuk Subsidi: Bertele-tele

Persawahan-di-Kecamatan-Bungaraya.jpg
(HENDRA DEDAFTA/RIAU ONLINE)

RIAU ONLINE, SIAK - Memasuki masa tanam padi di Kecamatan Bungaraya, Kabupaten Siak, sejumlah petani keluhkan persoalan pupuk bersubsidi. 

Para petani mengeluhkan lambatnya penyediaan pupuk subsidi. Tak hanya itu, petani juga kesal dengan prosedur yang harus dipenuhi untuk mendapatkan pupuk subsidi. 

Seperti disampaikan oleh satu dari sejumlah petani Kecamatan Bungaraya. Menurutnya, sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi mulai dirasakan sejak tiga tahun terakhir. 

"Tiga tahun terakhir ini mulai terasa kali susahnya dapat pupuk subsidi, selain datangnya terlambat proses untuk pengambilan pupuk sulit dan bertele-tele," ucap seorang petani yang enggan disebut namanya itu. 

Sementara saat ini, para petani di Kecamatan Bungaraya sudah memulai proses tanam lebih awal dan memasuki tahap pemupukan padi. Namun, pupuk bersubsidi pada masa pemupukan pertama belum datang. 

"Terpaksa kami beli pupuk non subsidi dengan harga Rp 350 ribu per karung, kalau tidak di pupuk tanaman padi kami terancam gagal," ungkapnya. 


Ia menyebut baru-baru ini memang ada pupuk subsidi yang tiba pada pengecer. Namun jumlahnya tak mampu mencukupi kebutuhan petani karena hanya mendapatkan 75 kg. Pasalnya, dibutuhkan 4 hingga 5 kwintal pupuk untuk satu hektare lahan 

Selain itu, sulitnya proses pengambilan pupuk bersubsidi juga sangat dikeluhkan oleh petani. Menurutnya, prosesnya terlalu bertele-tele. 

Hal itu dirasakan oleh petani padi yang menggunakan sistem sewa sawah. Untuk mengambil pupuk bersubsidi harus membawa pemilik sawah saat pengambilan pupuk di pengecer. 

"Ribet, harus bawa pemilik sawah. Tahun dulu nggak gini, cukup bawa KTP pemilik sawah bisa langsung ambil. Iya kalau pas ada orangnya di rumah, kalau pas pergi gimana? Sementara pupuk itu mau cepat digunakan," katanya.

Lambatnya pupuk bersubsidi dan sulitnya proses pengambilan justru menimbulkan asumsi berbeda bagi para petani. 

Sawah Bungaraya Siak yang digadang-gadang sebagai lumbung padi Kabupaten Siak seharusnya menjadi prioritas utama. Namun di beberapa sektor yang dirasakan petani justru berbanding terbalik. 

"Kalau lambat dan sulit petani dapat pupuk subsidi, mending dihapuskan aja, biarkan petani pakai pupuk non subsidi seluruhnya, walaupun mahal tetap kami beli daripada gagal tanam," ungkapnya kesal.