Kisah Warga Teluk Lanus Pakai Kaki Palsu usai Diterkam Buaya saat Mandi di Sungai

aris-kaki-palsu.jpg
(Riau online/Hendra Dedafta)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Aris (34) warga Kampung Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, harus menggunakan kaki palsu (Prostetis transtibial) menjalani kehidupannya. Aris kehilangan satu kaki setelah diterkam buaya saat mandi di Sungai. 

Peristiwa itu terjadi pada 2016 silam, tepatnya bulan Desember. Aris harus rela kehilangan kaki sebelah kiri, putus di bagian pergelangan kaki setelah di terkam buaya. 

"Pada masa itu, sekitar pukul 17.30 Wib, saat saya mandi di sungai berdua dengan ayah saya, awalnya Normal-normal aja, setelah naik ke darat menggunakan sabun mandi, saya kembali masuk ke dalam air untuk bilas, seketika kaki saya seperti digigit sesuatu," ucap Aris. 

Lanjutnya, dari gigitan itu diyakini bahwa yang menggigit kaki sebelah kiri itu buaya, posisi ayah saat itu sudah di darat. 

"Yah kakiku di gigit buaya, tolongin," Pinta Aris kepada Ayahnya. 

Awalnya tidak percaya, namun setelah beberapa kali di yakinkan akhirnya percaya, Ayah Aris spontan turun ke air menyelamatkan. 

Sempat terjadi saling tarik antara ayah Aris dan buaya, setelah dua kali badan Aris di putar di dalam air oleh buaya, akhirnya Aris lepas dari terkaman buaya dalam kondisi kaki sudah putus. 


Setelah peristiwa itu, Aris di larikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Ahmad Pekanbaru untuk pengobatan. Dibantu oleh Pemerintah Kabupaten Siak. 

Dari hasil pemeriksaan dokter, kaki Aris harus di Amputasi di bagian lutut, sebab dari lutut ke bawah dinyatakan rusak tidak bisa di sembuhkan, jika di biarkan akan berbahaya. 

Penyembuhan luka bekas Amputasi kaki Aris tidak berlangsung lama, rentang waktu dua bulan sudah sembuh. Namun sejak itu Aris harus beraktivitas menggunakan alat bantu tongkat. 

Kemudian pada tahun 2018, Aris mendapat panggilan pelatihan khusus disabilitas, yang digelar oleh Pemda Siak untuk mengikuti pelatihan menjahit di Solo Jawa Tengah selama satu tahun. 

Selama proses pelatihan itu, Aris mendapat hadiah kaki palsu untuk digunakan menggantikan tongkat. 

Setelah usai pelatihan, Aris kembali ke kampung Teluk Lanus, menjalani kehidupan sehari-hari menggunakan kaki palsu dan membuka usaha jahit pakaian rumahan. 

Hingga kini Aris menjalankan kehidupan sehari-hari menggunakan kaki palsu, namun saat mandi dan tidur dilepas. 

"Sekarang udah terbiasa pakai kaki palsu, kalau aktivitas di rumah seperti tidur dan mandi saya lepas, sebab tak boleh kena air," tuturnya. 

Selain membuka usaha jahit, Aris kerap membantu usaha abang iparnya. Menjadi admin di tempat penimbangan buah sawit di pelabuhan Desa Teluk Lanus.