RIAU ONLINE, PEKANBARU - Dewan Pimpinan Nasional Pemuda Tri Karya (DPN Petir) merilis 173 nama orang-orang yang memiliki lahan 574 hektare di kawasan konservasi Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) Desa Segati, Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan, Riau.
Dari 173 nama-nama tersebut, mereka memiliki lahan bervariasi, ada yang 2 hektar hingga 5 hektare dengan surat SKGR, dan bahkan tanpa surat.
Tidak hanya itu, DPN Petir bahkan menyebutnya kalau ratusan orang-orang bahkan dari eks bendahara Organisasi Profesi Oberlin Marbun, RI dan ZS, diduga ikut terlibat memiliki lahan di kawasan konservasi itu.
"Kita sudah melaporkan dugaan TPPU Oberlin Marbun atas objek hukum penguasaan lahan menjadi kebun sawit di kawasan hutan Tesso Nilo, Senin, 23 Juni 2025," ujar Ketua Umum DPN Petir, Jackson Sihombing, Rabu, 25 Juni 2025.
Lanjut Jackson, pihaknya juga mendesak Jampidsus Kejaksaan Agung agar segera melakukan pemanggilan terhadap 175 nama.
"Kita sudah mengirimkan 175 nama-nama yang diajukan oleh Oberlin Marbun dkk atas penguasaan lahan negara selama bertahun-tahun di kawasan Hutan Tesso Nilo. Termasuk nama nama Zulmansyah, Raja Isyam yang tertera kepemilikan lahan di kawasan tersebut," tegasnya.
Jackson juga menduga, kerugian negara dalam penguasaan lahan di kawasan hutan yang sudah diubah fungsi menjadi kebun kelapa sawit oleh kelompok Oberlin Marbun dan kawan-kawan, mencapai angka Rp20 Miliar.
“Saya tidak mencampuri urusan suatu profesi seseorang dalam obyek hukum yang telah kita laporkan ke Jampidsus. Kita hanya memiliki nama-nama tersebut untuk dapat diproses sesuai aturan hukum yang berlaku," tegasnya.
Jackson berharap, Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH) yang dibentuk berdasarkan Perpres Nomor : 5 tahun 2025 untuk melakukan tindakan penertiban di kawasan hutan, betul-betul serius menindak pihak-pihak yang menguasai kawasan hutan secara tidak sah.
Diketahui, Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) yang ditetapkan menjadi kawasan konservasi melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 255/Menhut-II/2004, kini mengalami degradasi parah, menyisakan hanya sekitar 20 ribu hektare dari total luas awal 81.739 hektare.
Sebagian besar kawasan tersebut, kini telah berubah fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit dan pemukiman warga.
Termasuk perkebunan kelapa sawit milik Oberlin Marbun dan kawan-kawan. TNTN sejatinya merupakan habitat penting bagi satwa langka seperti gajah Sumatera, harimau dan jenis hewan lainnya.
Sementara itu, Oberlin Marbun, Raja Isyam, maupun Zulmansyah Sekedang, belum memberi tanggapan terkait hal ini usai RIAU ONLINE meminta konfirmasi.