Harimau Sumatera Serang Ternak Warga Inhil, BBKSDA Riau Pasang Kamera Jebak

harimau-terkam-manusia4.jpg
(BBKSDA Riau)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mengambil langkah mitigasi usai insiden serangan harimau sumatera terhadap ternak warga di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau. 

Kepala BBKSDA Riau, Supartono, menyatakan bahwa pihaknya telah mengerahkan tim untuk melakukan penilaian di lapangan guna memastikan keberadaan satwa dilindungi tersebut.

“Tim akan lebih dulu melakukan penilaian ya, apakah masih di sekitar kampung. Apabila memang masih berada di sekitar pemukiman, maka kita akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan,” ujar Supartono, Selasa, 27 Mei 2025.

Langkah awal yang akan dilakukan BBKSDA Riau adalah pemasangan camera trap atau kamera jebak di lokasi kejadian. Perangkat ini digunakan untuk mendeteksi dan memantau pergerakan harimau secara otomatis di habitat alaminya.

“Kalau dalam beberapa hari harimau masih berada di sana, maka kita akan memasang perangkap,” tambahnya.


Menurut BBKSDA, kawasan tempat kejadian memang termasuk wilayah jelajah harimau sumatera. Hutan yang berada di perbatasan desa tersebut merupakan bagian dari habitat asli Harimau Sumatera yang termasuk dalam Kantong Kerumutan bagian utara, sebuah area penting dalam upaya pelestarian spesies langka ini.

Supartono mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan tidak melakukan tindakan yang dapat membahayakan diri maupun satwa liar itu. 

Ia juga mengimbau warga untuk melaporkan dengan segera apabila menemukan tanda-tanda keberadaan harimau di sekitar pemukiman.

Sementara itu, terkait informasi lain tentang dugaan serangan harimau di wilayah Sungai Apit, pihak BBKSDA Riau menyatakan belum menerima laporan resmi dari masyarakat hingga sore kemarin.

“Kami masih melakukan verifikasi terkait kabar tersebut. Jika benar, kami akan langsung menurunkan tim ke lokasi,” jelas Supartono.

BBKSDA Riau terus mengupayakan langkah-langkah mitigasi konflik antara manusia dan satwa liar, khususnya Harimau Sumatera, yang statusnya kini kritis dan terancam punah. 

"Koordinasi dengan aparat desa dan masyarakat terus ditingkatkan guna menjaga keselamatan bersama, sekaligus melindungi kelestarian satwa khas Sumatera tersebut," pungkasnya.