Harga Sawit Terpuruk tapi Pupuk Mahal, Syamsuar Surati Menteri Pertanian

Syahrul-Yasin-Limpo7.jpg
(WAYAN SEPIYANA/Riau online)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Gubernur Riau, Syamsuar menyurati Menteri Pertanian Republik Indonesia terkait masih rendahnya harga Tandan Buah Segar (TBS) pekebun kelapa sawit di Provinsi Riau sejak adanya larangan ekspor di Indonesia.

 

Tak hanya itu saja, pekebun kelapa sawit juga dihadapkan pada kondisi naiknya harga pupuk. Sementara pupuk bersubsidi tidak ada lagi bagi petani sawit dalam meningkatkan produksi para pekebun.

 

 

Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Defris Hatmaja menyampaikan ada beberapa poin penting yang disampaikan dalam surat tersebut. 

 

"Tingginya harga pupuk saat ini menjadi beban yang cukup berat bagi pekebun kelapa sawit di tengah kondisi masih relatif rendahnya harga jual Tandan Buah Segar (TBS)," bunyi surat yang ditanda tangani Gubri, Syamsuar, Kamis 11 Agustus 2022. 

 

Selanjutnya, terbatasnya daya beli pekebun kelapa sawit untuk memenuhi kebutuhan pupuk akan berdampak tidak terpenuhnya standar pemupukan budidaya kelapa sawit di tingkat pekebun. 


 

Apalagi saat ini tidak ada lagi kebijakan pemberian pupuk bersubsidi kepada petani kelapa sawit. 

 

"Sehingga, dampak lanjutan akibat tidak dilakukannya pemupukan akan menurunkan produksi TBS, yang selanjutnya akan berdampak pada penurunan pendapatan pekebun kelapa sawit dan pada akhirnya menyebabkan naiknya angka kemiskinan," lanjutnya.

 

 

 

Dengan demikian, Defris menyebut bersama dengan surat tersebut, Gubri meminta Menteri Pertanian Republik Indonesia untuk mempertimbangan kondisi yang tengah dirasakan para petani sawit. 

 

"Kepada Pak Menteri untuk mempertimbangkan upaya-upaya dalam menurunkan harga pupuk di tingkat pekebun kelapa sawit atau adanya kebijakan pupuk bersubsidi yang diberikan kepada petani sawit," tegasnya.