Tenunan Songket Melayu di kota Dumai

Tenunan-Songket-Melayu-di-kota-Dumai.jpg
(travel.okezone.com)

Laporan Linda Mandasari

RIAUONLINE, TELUK KUANTAN-Tenunan songket Melayu Riau di kota Dumai merupakan kain tradisional khas melayu Riau yang menjadi warisan budaya Melayu Riau. Permasalahan saat ini tenunan songket Melayu tersebut belum banyak dikenal masyarakat di luar Riau. Saat ini Riau online akan membahas mengenai karena sangka Melayu Riau di kota Dumai, simak ulasannya berikut ini.

Benang yang digunakan

Jenis benang yang digunakan untuk kain tenun songket adalah benang sutra dan katun. Bahan ulat sutra alam masih digunakan orang untuk membuat tenunan songket Melayu sampai tahun 1942 M.

 

Akan tetapi, tahun-tahun sesudah itu bahan tersebut semakin sulit diperoleh. Akhirnya digunakanlah benang kapas atau katun sebagai bahan tenunan songket Melayu hingga sekarang.

Itu penanggung juga menggunakan benang emas dan perak. Atau benang bordir juga merupakan benang yang digunakan untuk tenunan songket Melayu Riau di kota Dumai.

Benang emas tergolong pada serat barang galian, serat galian adalah yang berasal dari dalam tanah contohnya adalah benang logam. Serat logam lebih banyak digunakan untuk membuat bermacam-macam jenis benang seperti benang emas, benang perak, tembaga dan aluminium. Benang emas digunakan untuk membentuk motif pada tenunan songket Melayu Riau di kota Dumai.

Warna dan zat warna songket Melayu Riau


Riau, Tenunan Songket Melayu di kota Dumai  selanjutnya adalah warna dan zat warna songket Melayu Riau. Warna songket awalnya berupa warna-warna terang seperti merah, kuning dan hijau.

Warna-warna primer, gender dan warna penghubung yang belum tercampur hitam atau putih disebut warna asli. Warna-warna asli bila dicampur putih kelihatan lebih terang. Dengan demikian warna merah dan kuning merupakan warna asli sedangkan hijau termasuk warna terang.

Hal ini disebabkan warna khas daerah Riau berupa warna-warna tersebut seperti yang telah dijelaskan bahwa warna merah kuning dan hijau merupakan warna khas Riau. Warna tersebut menandakan keberanian, kejayaan dan kemakmuran.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa warna-warna ini awalnya dibuat untuk memperlihatkan Warna Khas songket Melayu Riau.

Saat ini warna-warna tenunan songket Melayu Riau semakin berkembang disebabkan karena peminat tenunan songket semakin meluas dan para pengusaha mulai mengikuti selera pasar yang menginginkan warna-warna tertentu, sehingga pemusatan mengandung produksi dengan warna yang beragam. Demikian dapat diartikan bahwa warna tenunan songket pada saat ini tidak terbatas.

Teknik pewarnaan

Sebelum proses menenun, yang akan digunakan sebagai bahan untuk menenun terlebih dahulu dilakukan proses pemutihan dan pewarnaan.

Pemutihan benang

Belum benang dicelupkan ke zat warna, lebih dahulu benang diputihkan karena warna benang tenun masih putih keabu-abuan. Dengan cara rendam benang, kemudian setelah itu bilas dengan air bersih, rendam kembali selama 24 jam yang sudah diberi larutan kostick, setelah itu tiriskan benang lalu dijemur.

 

 

Pewarnaan benang

Setelah benang selesai diputihkan, proses selanjutnya benang diwarnai dengan zat warna sintetis yaitu zat warna procion. Proses pewarnaan benang yaitu dengan memanaskan air sampai mendidih, kemudian masukkan zat warna procyon dan aduk rata tambah dengan zat pembantu pakai garam dan water, kemudian masukkan benang sambil dibolak-balik, setelah selesai pencelupan benang tadi kemudian benang ditiriskan sampai dingin, setelah kering dicuci lagi memakai miofit, kemudian diperas dan dijemur lagi.

Sekian informasi mengenai Riau, Tenunan Songket Melayu di kota Dumai. Semoga informasi yang telah Riau Online berikan bermanfaat bagi pembaca.