Budaya Melayu, Identik dengan Agama, Bahasa, dan Adat Istiadat

pernikahan-adat-melayu.jpg
(istimewa)

RIAUONLINE, PEKANBARU-Kebudayaan melayu sebagai salah satu dari berbagai macam kebudayaan yang hidup, Kebudayaan melayu merupakan kebudayaan secara turun-temurun yang dilakukan oleh masyarakat.

Kebudayaan melayu merupakan salah satu pilar penompang kebudayaan  dunia umumnya, di samping aneka budaya lainnya. Budaya melayu tumbuh subur dan kental di tengah-tengah masyarakat Indonesia.

Budaya melayu identik dengan agama, bahasa, dan adat-istiadat merupakan integritas yang solid.

Adat melayu merupakan konsep yang menjelaskan satu keseluruhan cara hidup melayu di alam melayu.

Orang melayu di mana juga berada akan menyebut fenomena budaya mereka sebagai “ini adat kaum” masyarakat melayu mengatur kehidupan mereka dengan adat agar setiap anggota adat hidup beradat, seperti adat alam, hukum adat, adat beraja, adat bernegri,adat berkampung, adat memerintah, adat berlaki bini, adat bercakap, dan sebagainya.

Adat adalah fenomena keserumpunan yang mendasari kabudayaan melayu.

Dahulu melayu merupakan kerajaan-kerajaan yang berada di kawasan nusantara. Seorang raja harus memegang teguh adat melayu dalam menjalankan kekuasaannya terhadap rakyatnya.

Seorang melayu adalah seseorang yang beragama islam, berbahasa melayu, beradat melayu dan mengakui melayu.

Ada beberapa macam tradisi kebudayaan melayu:

1. tradisi kelahiran

Kelahiran seorang anak telah di pandang oleh orang melayu sebagai suatu berkah dari pada allah swt. Kelakuan sang anak yang bernada jenaka akan menjadi pelipur hati sedangkan perangainya yang menjunjung akhlak mulia akan menjadi penyejuk pandagan mata. Sebab itu kelahiran anak amatlah di perhatikan. Ketika ibunya sedang mengandung banyak kebaikan yang di anjurkan serta beberapa larangan yang harus di hindarkan, ini semua agar anak yang kahir kelak, merupakan anak yang sehat rohani dan jasmani.

Adapun upacara turun mandi di tepian. Upacara ini dilakukan setelah anak berumur seminggu. Biasanya di upacara ini, sang ibu dan bayi dibawa ke sungai atau perigi, di situ ibu dan bayi di mandikan oleh bidan. Upacara ini berlangsung selama satu jam. Di rumah anak di tidurkan di atas buaian dan di hidangkan makanan dan minuman untuk para hadirin, terakhir dibacakan doa sebagai tanda syukur kepada allah swt serta untuk mendapatkan keselamatan selanjutnya.

2. tradisi nikah-kawin


Tradisi ini ada beberapa tahap yang harus dilalui, diantaranya:

a. merisik

salah satu keluarga atau seorang di utus oleh pihak calon pengantin pria untuk meneliti atau mencari informasi mengenai salah satu keluarga lain yang mempunyai anak gadis. Dan tugasanya untuk mengetahui apakah anak gadis tersebut dapat dilamar dan sebagainya.

b. meminang

meminang dalam istilah melayu sama dengan melamar. Acara ini di selenggarakan pada hari yang telah di sepakati bersama, setelah melalui penentuan hari baik menurut perhitungan adat serta orangtua. Biasanya acara meminang ini diungkapkan dengan berbalas pantun.

c. berinai

biasanya berlangsung pada suatu hari atau satu malam sebelum acara akad nikah.

d. berandam

upacara berandam lazim dilakukan setelah malam berinai yaitu keesokan harinya. Tujuannya untuk menghapuskan/membersihkan sang calon pengantin dari “kotoran”  dunia sehingga hatinya menjadi putih dan suci.

e. menikah (akad nikah)

pada hari yang telah di tentukan, calon mempelai pria di antar oleh rombongan keluarga menuju ke tempat kediaman calon pengantin wanita. Kedatangan keluarga mempelai pria sambil membawa mahar atau mas kawin, tepak sirih adat, banrang hantaran atau serahan yang telah di sepakati, serta barang-barang pengiring lainnya seoerti kue-kue dan buah-buahan. Prosesi berikutnya adalah pelaksanaan akad nikah

f. bersanding

upacara ini dilaksanakan setelah resmi akad nikah. Beersanding merupakan acara resmi bagi kedua pengantin akan duduk di atas pelaminan yang sudah di persiapkan.

g. tepuk tepung tawar

ritual adat ini merupakan ungkapan rasa syukur dan pemberian doa harapan kepada kedua mempelai, yang dilakukan oleh para sesepuh keluarga dan tokoh adat.

h. makan nasi hadap-hadapan

upacara ini di lakukan di depan pelaminan. Hidangan yang di sajikan untuk upacara ini di buat salam kemasan seindah mungkin.

i. memberi hormat pada mertua

upacara ini di lakukan apabila di siang harinya kedua mempelai telah di sandingkan di pelaminan, maka pada malam harinya dilanjutkan dengan acara memberi hormat pada mertua.

j. berdimbar (mandi taman)

sesuai acara bersanding, keesokan harinya diadakan acara mandi berdimbar