Tak Kapok, Pembalakan Liar di Bukit Rimbang dan Baling Kuansing Jalan Terus

pembalakan-liar-di-kawasan-Suaka-Margasatwa-Bukit-Rimbang.jpg
(FB Ditjen Gakkum KLHK)

RIAU ONLINE, TELUK KUANTAN-Aktivitas pembalakan liar atau ilegal logging di Kawasan Suaka Margasatwa (SM) Bukit Rimbang Bukit Baling di desa Pangkalan Indaruang, Kecamatan Singingi, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau ternyata masih berlangsung hingga kini.

Meskipun beberapa waktu lalu Tim Penegakan Hukum (Gakkum) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sudah turun dan berhasil mengamankan satu unit alat berat jenis Buldozer dan menangkap dua terduga pelaku yang merupakan operator dan kernek alat berat tersebut. Namun hal tersebut tidak menimbulkan efek jera. 

 

 

 

"Sampai kini aktivitas masih berlangsung, pelaku menggunakan alat berat ekscapator masuk dari Padang Tarok, Provinsi Sumatera Barat," ujar Kepala Desa Pangkalan Indarung, Ilut kepada Riau Online, Selasa, 22 Juni 2021.

Pihaknya tidak bisa berbuat banyak karena pelaku yang melakukan aktivitas pembalakan liar atau ilegal logging di daerah tersebut merupakan pemain besar. "Kita hanya bisa melaporkan kepada pemerintah, kalau mengambil tindakan tentu kita tidak bisa," katanya.

Kayu hasil pembalakan liar tersebut lanjut Dia dibawa menuju Padang Tarok Sumbar, karena disana ada puluhan sawmil yang tengah beroperasi. "Kalau sekarang ini kabarnya ekscapator sudah masuk lagi, kayunya dibawa menuju Sumbar," katanya.

 

 


 

 

 

Aktivitas pembalakan tersebut katanya sudah terjadi sejak dua tahun terakhir. Pelaku sepertinya selalu kucing-kucingan dengan aparat.

Dampak dari pembalakan tersebut kata Ilut, kini apabila tiba musim hujan air sungai di Pangkalan Indarung menjadi keruh dan pekat. "Ini akibat pembalakan liar marak dibagian hulu sungai," katanya.

Hulu sungai tersebut katanya merupakan masuk dalam kawasan SM Bukit Rimbang Bukit Baling. "Statusnya memang SM Bukit Rimbang Bukit Baling," katanya.

Apabila ini terus dibiarkan ada kekhawatiran warga di Pangkalan Indarung sewaktu-waktu terjadi banjir bandang. "Kalau hutan terus ditebangi tentu akan terjadi banjir bandang nantinya, sekarang saja kalau sudah musim hujan air sudah keruh, kalau dulu tidak pernah," katanya.