Dinas Sosial Siak Diminta Evaluasi Data Bansos

sekda-jamaluddin.jpg
(istimewa)

RIAUONLINE, SIAK - Penjabat (Pj) Sekda Siak, Jamaluddin mengaku kaget dengan temuan data bansos Covid-19 yang masih amburadul, bahkan angkanya mencapapai 1.400 KK yang tersebar di 14 kecamatan di Kabupaten Siak. Dalam hal ini, Data Bansos dari Dinas Sosial banyak ditemukan tumpang tindih dan ganda.

Menyikapi hal ini, pihaknya akan melakukan evaluasi agar kedepannya lebih tepat sasaran.

"Waktu rapat kemarin, jumlahnya tak sebanyak itu. Tapi nanti akan kita evaluasi lagi. Saya akan panggil instansi terkait untuk segera menyelesaikan persoalan ini," kata Jamaluddin kepada wartawan.

Menurutnya, angka data penerima manfaat bansos sembako yang bersumber APBD untuk penanganan Covid-19 di Siak tidak seperti yang diberitakan.


"Rasanya tak sebanyak itu lah. Tapi, ya sudahlah, tak usah kita perdebatkan lagi. Saya janji akan memanggil Dinas Sosial untuk menuntaskan persoalan ini. Apalagi kemarin saya baca juga ada pernyataan dari Ketua DPRD Siak terkait masalah data bansos ini," ujar Jamal.

Dia menyampaikan, menjelang penyaluran bansos tahap II pertengahan bulan Juli 2020, Pemkab Siak terus melakukan perbaikan terhadap data penerima bansos. Sehingga, tidak ada lagi persoalan saat realisasi di lapangan, seperti penyaluran tahap I beberapa waktu lalu.

"Perlu juga dipahami, proses penyaluran bansos tahap I waktunya sangat mepet. Sebab, menjelang lebaran semuanya harus selesai. Jadi wajar saja kalau ada kesalahan data di lapangan. Tapi ini menjadi catatan kita untuk penyaluran tahap II," tegas Jamaluddin.

Plt Kepala Dinas Sosial, Robiati melalui sekretarisnya Wan Idris menegaskan, data penerima bansos merupakan usulan dari desa atau kelurahan yang diverifikasi pihak kecamatan sebelum diserahkan ke Dinas Sosial.

"Aturan ini sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 34 tentang pengusulan keluarga penerima manfaat bantuan sosial Covid-19. Untuk tahap I, kita sudah salurkan sembako senilai Rp250 ribu berdasarkan data yang diajukan pihak kecamatan," kata Wan Idris kepada wartawan. (effendi)