Traveler Malaysia Kagum Iven Perang Air di Riau

Perang.jpg
(heru)

Laporan Heru Maindikali / Dispar Riau

RIAUONLINE, MERANTI - Dinas Pariwisata Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau menggelar agenda Pariwisata Festival Perang Air atau Cian Cui di Kota Selat Panjang. Kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 25 hingga 31 Januari 2020.

Sejumlah wisatawan mancanegara dari negara Malaysia, Singapura, Thailand dan Amerika turut hadir mengambil bagian pada festival ini. Para pesertanya menggunakan becak motor (bentor) sambil membawa ember dan mainan senjata plastik berisikan air. Rute yang dilalui yaitu jalan Kartini, Imam Bonjol, Ahmad Yani dan Jalan Tebing tinggi. Selain pesertanya menggunakan bentor, banyak juga peserta yang mengikuti kegiatan ini berdiri di sepanjang ruas jalan sambil menyiramkan air ke peserta yang melintas.

Pelancong dari Malaysia, Zarnizar ketika diwawancari mengatakan, pada awalnya ia tak paham apa itu festival Perang Air, ternyata festival ini mirip acara Festival Songkran di Thailand.

"Rasa senang sangat dapat ketika ikut acara ini. Penduduk di Selat Panjang juga sangat peramah dan mengalu alukan penyertaan saya dan rombongan malaysia ke acara tersebut," kata Zarnizar, Kamis (30/1/2020).

Menurutnya Festival Perang Air bisa menjadi daya tarik bagi pelancong dari lokal dan luar negeri, karena event ini sangat menarik dan berbeda dengan festival yang ada di daerah lain.


"Festival ini unik, beda sedikit dari Songkran di Thailand. Lebih meriah kerena saya lihat dengan penyertaan becak membawa peserta keliling kota. Belum pernah ada water festival yang saya ikut menyertakan becak banyak-banyak segitu."

Zarnizar menyarankan, selain adanya atraksi Perang Air mungkin bisa ada melibatkan dari sekolah atau dari institusi pendidikan jurusan pariwisata di Indonesia juga menyertakan komunitas musik tradisi, pertunjukan tarian sambil “parade” atau pawai massal bersama.

"Biar lebih interesting (menarik, red) dengar musik tradisi bisa dimainkan, para peserta ramai-ramai ikut dancing (menari,red) contohnya joget atau zapin sembari basah-basah waktu yang sama," Zarnizar menuturkan.

"Sebaiknya ketika atraksi, air yang disiram memakai air yang bersih, bukan ada campuran aneh-aneh. Hal ini untuk mengelakkan jangkitan penyakit atau dampak lainya. Selain itu, mungkin harus dimanage (dikemas, red) dengan lebih baik seperti tidak usah menyemprotkan air terlalu keras sesama peserta, di takutkan bisa menimbul hal yang tidak diinginkan," tuturnya lagi.

Festival Perang Air adalah pesta rakyat yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Kegiatan ini kebiasaan warga Kepulauan Meranti yang berawal dari tradisi mengungkapkan kegembiraannya saat berkumpul bersama keluarga saat perayaan hari-hari besar keagamaan.

Selain bermain Perang Air, kegiatan yang dilaksanakan berdekatan dengan hari besar perayaan imlek tahun 2020 ini juga diramaikan berbagai rangkaian acara, yakni Meranti Night Carnival di Taman Cik Puan, Kota Selat Panjang. Menyuguhi aneka kuliner khas lokal, pesta kembang api dan pertunjukan musik yang menghadirkan artis Ibu Kota Jakarta.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) provinsi Riau, Raja Yoserizal mengatakan, Festival ini merupakan agenda pariwisata setiap tahun yang memberikan kontribusi jumlah kunjungan wisatawan besar, baik itu wisatawan domestik dan wistawan nusantara.

"Pada tahun lalu diihadiri wisman dari Korea, Malaysia, Singapore, Inggris, Jamaica, Australia,Taiwan, dan China. Hal ini tentunya memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat. Dengan tingginya tingkat kunjungan maka perputaran uang di masyarakat akan tinggi. Hal ini diharapkan bisa memberikan peluang besar untuk menyumbang devisa dan peningkatan produk domestik bruto" pungkasnya.