Husaimi: Ketimbang Urus Blok Rokan, Sebaiknya LAMR Benahi Adat

Anggota-DPRD-Riau-dapil-Rohil-Husaimi-Hamidi2.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/HASBULLAH TANJUNG)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Komisi III DPRD Riau membidangi BUMD dan pendapatan meminta Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) fokus membenahi adat saja ketimbang ikut mengurusi pengelolaan blok Rokan.

 

Ketua komisi III, Husaimi Hamidi mengatakan, saat ini kinerja LAMR cukup bagus dalam mengurusi adat namun masih ada beberapa poin yang masih menjadi pekerjaan rumah Pemprov dan LAMR dalam hal adat.

 

Misalnya, ujar Husaimi, saat ini Riau belum terasa Melayunya, dimana dalam hotel-hotel dan bandara di Riau belum terdengar musik Melayu. Begitu juga dengan masakan Melayu dan event-event yang di gelar di Riau.

 

"Pemprov kan punya Dinas Kebudayaan, mereka itu berdiri sendiri supaya fokus mengurus budaya dan adat. Tapi kan selama ini Riau belum ada khasnya, nah LAMR sebaiknya bantu dinas kebudayaan saja," kata Politisi Rokan Hilir ini, Kamis, 17 Oktober 2019.

 


Terkait rencana LAMR yang ingin membentuk Badan Usaha Milik Adat, menurut Husaimi kurang tepat. Pasalnya, dalam hal bisnis Pertamina selaku pihak yang berwenang atas Blok Rokan tentu akan mencari perusahaan yang sudah berpengalaman.

 

Dengan dibentuknya Badan usaha adat, tentu hitungannya masih perusahaan baru dan Pertamina pastinya akan mempertimbangkan hal itu dalam bisnis mereka.

 

Husaimi menyarankan, apabila LAM bersikeras ingin ambil andil dalam pengelolaan blok Rokan sebaiknya berkoordinasi dengan Gubernur Riau untuk membenahi BUMD yang sudah ada saat ini.

 

Kalau alasannya, BUMD yang ada saat ini tidak bagus, LAMR bisa menyarankan kepada Gubernur untuk merombak abis susunan direksi dalam BUMD tersebut.

 

"Pakai BUMD yang ada saja, kalau tak bagus, kita ganti direksinya. Sampaikan ke pak Gubernur, kalau BUMD itu tolong diisi orang profesional bukan Tim Suksesnya dulu," tuturnya.

 

Disinggung apakah DPRD Riau akan mengundang LAMR, Husaimi menyebut hal tersebut sama sekali tak elok. Sebab, LAMR adalah kumpulan orang yang dituakan oleh masyarakat Riau.

 

"Kita tidak akan memanggil LAMR, tak elok. LAM itu kan orang tua kita, tempat kita bertanya. Kita akan atur jadwal untuk bersilaturahmi ke LAMR," tutupnya.