Ingin Punya Anak Lucinta Luna Operasi Transplantasi Rahim

Lucinta-luna4.jpg
((suara.com))

RIAU ONLINE, JAKARTA-Luncinta Luna kembali bikin sensasi. Setelah operasi potong leher hingga tulang ekor, Luncinta kini mau memiliki anak dengan cara melahirkan. Lucinta Luna rencana akan melakukan operasi transplantasi rahim.

Belum lama selesai dari kabar operasi gergaji rahang dan potong tulang ekor, kini Lucinta Luna berencana melakukan operasi transplantasi rahim.

Lucinta Luna mengaku jika operasi transplantasi rahim karena ingin memiliki anak.

Informasi Lucinta Luna akan menjalani transplantasi rahim itu ia unggah di dalam Instagram Story miliknya.

"Puasa lagi. Guys doakan aku yah besok (hari ini) Ratu operasi lagi tahap terakhir untuk upgrade pembaruan rahim di tubuhku," kata Lucinta Luna pada Selasa (19/7/2022).

Dia menjelaskan mengenai alasan melakukan ini. Lucainta Luna rupanya ingin bisa hamil.

"Agar suatu saat calon papa dari anakku nanti bertanggung jawab nggak kabur-kaburan lagi kayak aktor-aktor yang sudah pernah icip Ratu," katanya.

Meski demikian, operasi transplantasi rahim Lucinta Luna apakah aman atau bahkan berhasil bisa memilki anak.


Apakah bisa hamil dengan operasi rahim Untuk orang yang terlahir sebagai lelaki, transplantasi rahim mungkin, secara teori, menjadi suatu kemungkinan.

Dilansir dari American Council on Science and Health beberapa ahli mengklaim bahwa prosedur pada transppuan belum terbukti aman dan efektif pada hewan.

Spesialis IVF Simon Fishel berpendapat bahwa tidak bertanggung jawab untuk "melakukan ini pada manusia."

Satu studi pada tikus yang dikebiri menunjukkan bahwa anak-anaknya mati beberapa jam setelah melahirkan.

Pakar lain, seperti Profesor Lord Robert Winston, menegaskan bahwa risiko kematian dari prosedur itu sendiri hingga pasien trans, bersama dengan risiko kehamilan, akan terlalu tinggi untuk membenarkan prosedur secara etis.

Maka tidak mengherankan jika transplantasi rahim yang diusulkan untuk seorang transpuan dilakukan di India.

Di AS, operasi eksperimental harus disetujui oleh Institutional Review Board (IRB) rumah sakit.

Mengingat bahwa sebagian besar dokter menganggap prosedur ini terlalu berisiko, persetujuan akan sangat tidak mungkin.

Selain itu, meskipun tampak, setidaknya pada perempuan cis, bahwa prosedur tersebut dapat dilakukan, tidak ada penelitian tentang dampak imunosupresif pada anak berikutnya.

Kekhawatiran tambahan dalam calon transpuan adalah apakah dia akan memiliki infrastruktur hormonal untuk mempertahankan kehamilan.

Mengingat bahwa laktasi pada perempuan trans diinduksi oleh obat teratogenik (obat yang menyebabkan cacat lahir), pengobatan tersebut akan dikontraindikasikan pada perempuan trans yang mencari transplantasi rahim.

“Bukan hanya kemampuan untuk memiliki anak yang dipertaruhkan; itu adalah kemampuan untuk mengandung anak dalam kehamilan.”

Pakar lannya, seperti Dr. Horsager-Boehrer, mengatakan bahwa risikonya tidak sebanding dengan manfaatnya dikutip dari suara.com

Uji klinis skala besar pertama pada perempuan cis dimulai pada tahun 2016 di Klinik Cleveland, dan upaya pertama mereka gagal.