Virolog Benarkan Covid-19 Bertahan 3 Jam di Udara tapi Tidak Berlaku di Indonesia, Kenapa?

Ruang-Terbuka-Hijau.jpg
(Pemkab Buleleng)

RIAU ONLINE, JAKARTA- Ahli atau pakar virus (virolog) dari Indoensia, Moh Indro Cahyono membenarkan bahwa virus corona Covid-19 bisa bertahan dan melayang di udara hingga tiga jam.

Hal itu diperkuat dengani studi terbaru yang dilansir dari laman harvard.edu virus Corona Covid-19 dapat melayang di udara hingga tiga jam sebelum kemudian jatuh ke permukaan.

Namun ahli atau pakar virus (virolog) Moh Indro Cahyono menyebut bahwa fakta tersebut kurang pas jika diterapkan dalam konteks di Indonesia.

Dengan merujuk Guidance for Corona Virus Disease 2019, ia menyebut bahwa memang betul virus bisa bertahan hingga tiga jam di udara.


Tapi hal itu dengan syarat bahwa suhu di daerah tersebut berkisar antara 10-15 derajat celsius. Sementara Indonesia memiliki suhu rata-rata 26 derajat celsius.

"Itu sebabnya di Italia yang meninggal banyak, karena di sana suhunya 6 derajat celsius. Artinya semakin banyak paparan, kemungkinan masuk ke tubuh manusia yang berisiko itu lebih banyak," ujar Indro saat dihubungi Suara.com, Selasa 24 Maret 2020.

Sementara di Indonesia virus akan relatif lebih mudah dan cepat mati di udara. Selain itu, Indro juga menyebut bahwa ada syarat lain virus bisa menular di udara.

"Virus itu juga mungkin disebarkan lewat udara, tapi ada tapinya. Ada tiga syarat di ruangan tertutup tanpa ventilasi, dan diseburkan berkali-kali, dan jumlah virus yang disemburkan itu dalam konsentrasi yang sangat tinggi," ujar dia.

"Berarti orang yang sedang dalam kondisi sakit parah di dalam suatu ruangan dan ruangan tertutup dan berkali kali itulah yang menyebabkan virus bisa bertahan di udara."

 Artikel ini sudah terbit di Suara.com