Pilih Bikin Pesawat Bukan Rumah, Haerul Dimarahi Istri

Pembuat-pesawat-terbang-asal-Pinrang-Haerul.jpg
(foto: ANTARA/HO/Humas Pemprov Sulsel)

RIAU ONLINE, MAKASSAR-Haerul, pencipta pesawat asal Desa Pallameang, Kecamatan Mattiro Sompe, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan iberhasil menciptakan pesawat terbang dan menerbangkannya.

Namun perjalanan menciptkan pesawat bukan tanpa tantangan. Apalagi sang istri menentang keras upaya Haerul mewujudkan cita-cita masa kecilnya itu.

Perjalanan menciptakan pesawat tersebut tidaklah mulus bagi pria 35 tahun itu. Bapak lima anak itu mendapat banyak cibiran dari tetangganya. Istri tercintanya bahkan pernah marah karena menghamburkan uang hanya untuk obsesi menciptakan pesawat.


Musababnya tentu biaya yang dikeluarkan Haerul untuk menciptakan pesawat tidak terbilang murah. Ia menghabiskan Rp 30 juta.


"Kok kenapa bikin lagi begitu, ini kan belum pasti. Mendingan bikin rumah. Rumah kita belum ada," ucap Haerul mengingat omelan istrinya saat tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu 19 Januari 2020.


Haerul mengaku saat ini masih tinggal bersama orang tuanya. Bengkel tempatnya bekerja juga berada di samping rumah tersebut.
Bagi Haerul cibiran itu menjadi motivasi. Sehingga, ia semakin bersemangat untuk mewujudkan impiannya.
Haerul pencipta pesawat asal Pinrang, Sulsel



"Kalau inspirasi dari kecil saya memang ingin bercita-cita merakit pesawat sendiri," kata Haerul.
Selama tiga bulan dengan dibantu dua karyawannya, Wawan dan Yusuf, Haerul bekerja merakit pesawat impiannya. Pekerjaan itu hanya dilakukan pada malam hari, setelah bengkelnya tutup.

Dua rekannya diberikan tambahan uang Rp 50 ribu setiap membantu Haerul.
Hingga masuk Desember uji terbang pun dilakukan. Tiga kali pengujian pesawat tidak dapat naik tinggi, yang ada pesawat menabrak ke tembok pembatas Pantai Ujung Tape tempat Haerul uji terbang.


Perbaikan besar-besaran dilakukan setelah uji terbang tersebut. Haerul tak kapok untuk mencobanya lagi. Tepat di hari pergantian tahun, pesawat berhasil terbang hingga 10 meter di atas permukaan laut. Namun, pengalaman pertama itu membuatnya panik.

"Saya kaget. Saya enggak nyangka kalau bisa terbang tinggi begitu. Nah, waktu itu ada banyak penduduk akhirnya saya belokkan ke laut," ucap Haerul mengingat pengalamannya.


Berhasil terbang, tapi tak bisa mendarat dengan mulus. Pesawat bermesin Kawasaki Ninja 150 cc itu pun kembali masuk bengkel Haerul. Setelah melalui berbagai perbaikan hingga lima kali penggantian propeller, pesawat yang belum diberikan nama itu kembali diuji terbang.
Kali ini ia lebih siap secara psikologis.

Telah terbiasa dengan banyaknya warga yang menyaksikan di pinggir pantai tersebut. Hasilnya, pesawat dari barang-barang seadanya itu berhasil terbang dan mendarat secara sempurna.


"Ini lebih tinggi lagi, cuma saya tidak tinggikan karena takut juga di ketinggian. Sampai 35 meter. Bisa sampai 2 jam," kata Haerul. Namun, dalam uji terbang tersebut ia hanya menerbangkan pesawat selama 5 menit.

Artikel ini sudah terbit di Kumparan.com