Viral Nikah Massal di Sidoarjo, Pasangan Calon Pengantin Dirahasiakan

Ilustrasi-Pernikahan.jpg
(onislam.net)


Laporan: Dwi Fatimah

RIAUONLINE, PEKANBARU - Pondok Pesantren Darul Falah Pusat di Sidoarjo tengah viral di media sosial, karena menggelar nikah massal. Menariknya, para pengantin tidak mengetahui siapa calon pasangannya.

Pondok pesantren itu rutin lakukan nikah massal setiap lima tahun sekali kepada para santrinya. Nikah massal tahun ini adalah pelaksanaan ketujuh kalinya.

Ketua Yayasan Dalilul Falihin Pondok Pesantren Darul Falah Pusat, Syaiful Bakri mengatakan, sejak pertama kali dilaksanakan, jumlah peserta nikah massal yang tercatat hingga saat ini sekitar 250 pasangan.

"Total ada sebanyak 22 orang pasangan pengantin yang dinikahkan tahun ini, yakni pada Minggu, 22 Mei 2022,” katanya dikutip dari Antara, Senin, 30 Mei 2022.

Para pengantin merupakan santri yang selama ini belajar di pondok pesantren tersebut. Setelah menikah kereka akan diperbantukan di cabang pondok pesantren yang berada di berbagai daerah.


Pihak ponpes rutin menikahkan santrinya yang ingin membina rumah tangga, meskipun para santri tidak tahu siapa calon pasangan mereka.

"Mereka yang akan menikah tidak mengetahui siapa yang akan menjadi jodoh mereka, karena semuanya masih dirahasiakan, hingga selesai dilakukan pembacaan ijab kabul, barulah mereka bertemu dengan pasangan masing-masing," katanya.

Ia mengatakan tidak ada paksaan kepada santri tersebut, apakah mereka mau menikah dengan sesama santri dalam pondok atau dengan orang lain.

"Kalau pun mereka mau, ya tanda tangan dan nantinya Bu Nyai (Umi Habibah) selaku pengasuh Pondok Pesantren ini yang akan menentukan. Karena untuk menentukan pasangan seseorang tidak mudah," katanya.

Ia mengatakan banyak pertimbangan yang dilakukan oleh pengasuh ponpes untuk menentukan jodoh seseorang. Beberapa di antaranya terkait perilaku, pengetahuan, berat dan tinggi badan serta salat istikharah.

"Kami juga berkoordinasi dengan pihak KUA supaya tidak membocorkan siapa calon pengantin yang dinikahkan. Pernikahan yang dilakukan ini sah di KUA, tidak ada yang nikah siri," katanya.

Salah satu santri yang mengikuti nikah massal yaitu Khusnul. Dia mengaku tidak tahu kalau yang menjadi calon suaminya adalah tetangga desa tempat tinggalnya.

"Waktu itu saya tidak tahu siapa calon suami saya. Setelah akad nikah, baru tahu kalau yang menjadi suami saya adalah tetangga desa. Saya ikut program nikah massal tersebut tahun 2007 dengan peserta sekitar 68 pasangan," katanya.