Bukan Harimau, Jejak yang Bikin Warga Duri Gempar Milik Tapir

Jejak-tapi-dikira-Harimau.jpg
(Jejak kaki tapir (kiri) dan harimau sumatera (kanan). Warga Duri, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, dihebohkan kabar ditemukannya jeja(Foto: argoul.com dan Antara/BBKSDA Riau))

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Warga Duri, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, sempat dihebohkan dengan adanya jejak harimau yang berkelairan di pemukiman warga.  Setelah dilakukan pengecekan, ternyata tidak benar alias hoaks.

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Senin, 8 Desember 2019, menyatakan bahwa informasi tentang sosok harimau sumatera (panthera tigris sumatrae) berkeliaran di Duri sebagai tidak benar.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah III BBKSDA Riau, Bintang Hutajulu, mengatakan tim dari BBKSDA Riau sudah melakukan pengecekan ke lokasi, ternyata yang ditemukan warga bukan jejak harimau.

"Sudah kita tindak lanjuti, ternyata jejak tapir. Namun masyarakat masih saja kurang percaya, padahal sudah kita sosialisasikan ke RT, RW, Babinkamtibnas, dan masyarakat yang ketemu diduga Harimau. Tapi tidak apalah ada peringatan dari lurah, sehingga masyarakat beraktifitas secara hati-hati dan juga tidak asal memburu satwa liar dilindungi maupun tidak dilindungi," kata Bintang Hutajulu.

"Kalau dari jejak, itu tapir bukan harimau. Tapi informasi beredar di masyarakat sudah ditambah-tambahin. Misalkan ada yang lihat jejak, orang bilang jejak harimau, jadi bertambah-tambah," kata Direktur Program Rimba Satwa Foundation (RSF), Zulhusni, ketika dihubungi Antara dari Pekanbaru, Senin.

Ia mengatakan informasi yang salah tentang harimau sumatera tersebut kini menjadi perhatian cukup serius dari pihak kelurahan, kepolisian, dan aktivis seperti RSF dan Hipam.


Menurut dia, informasi hoaks yang meresahkan masyarakat ini bukan pertama kali terjadi di daerah itu.

Hoaks tersebut menyebar luas via media sosial. Ada pihak yang menghebohkan isu tersebut dengan mengaitkannya pada kasus harimau di Pagar Alam Provinsi Sumatera Barat, Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara, dan Kabupaten Kampar Provinsi Riau.

"Di media sosial itu dibesar-besarkan, disangkutpautkan, misalkan video (harimau) di Kampar itu dibilang di Duri dan jadi heboh," ujarnya.

Kejadian terbaru yaitu ketika pegawai perusahaan PT Supraco mengaku mendengar suara harimau di dekat Polsek Mandau, daerah Duri, Bengkalis.

Zulhusni mengatakan tim dari Hipam kebetulan sedang patroli di daerah itu mengidentifikasi gajah sumatera liar, bukan harimau.

"Jelas-jelas itu suara gajah, tapi karena sudah halusinasi karena takut, suara gajah dibilang suara harimau," katanya.

Ia menyayangkan informasi hoaks yang beredar merugikan masyarakat setempat karena warga kini takut untuk pergi ke ladang.

Artikel ini sudah terbit di Tempo.co