Kenapa Bupati Siak Syamsuar Jalin Kerjasama dengan Kabupaten di Kalimantan Timur

Siak-Teken-MoU-dengan-Penajam-Paser-Utara.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)

Laporan: EFFENDI 

RIAU ONLINE, SIAK - Inovasi pelayanan publik dari Unit Pelaksana Teknis Dinas Pekerjaan Umum (UPTD-PU) dimiliki Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, menginspirasi Bupati Siak, Syamsuar.

Bupati Syamsuar mengaku, ia sangat senang berkunjung ke PPU dan bahagia karena banyak inovasi-inovasi telah dilaksanakan Bupati Yusran Aspar bisa dicontoh dan dilaksanakan di Siak.

“Dari kunjungan kami hari ini, banyak masukan sangat berarti dan bermanfaat bagi kepentingan rakyat Siak khususnya. Kami ingin meniru keberhasilan dan dan melaksanakannya di Siak,” kata Syamsuar usai pertemuan di Aula lantai III Kantor Bupati PPU.

Baca Juga: Lagu "Tuhan" Potret Hidup Syamsuar, Dari Buruh Batubara Menuju Pemimpin Daerah

Tidak hanya ingin belajar mengenai UPTD PU, Syamsuar juga ingin mengetahui dan belajar mengenai pinjaman kredit diberikan perbankan terutama kredit disalurkan ke petani melalui PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Ibaduhrahman Penajam dengan suku bunga pinjaman terendah se-Indonesia.

“Kami sangat kagum dan terinspirasi dengan berbagai terobosan yang ada di Kabupaten PPU hingga saat ini. Satu di antaranya pengembangan daerah dikerjakan melalui (UPTD-PU) yang ada di kecamatan dan kredit diberikan dengan bunga terendah,” katanya, Jumat pagi, 28 Juli 2017. 


Sementara, pemaparan disampaikan Bupati PPU, Yusran Aspar bersama dengan dinas terkait dan bank Ibadurrahman dihadapan rombongan Bupati Siak. "Sebelumnya pembangunan cukup sulit karena harus melalui Dinas PU. Adanya UPTD PU di setiap kecamatan, berarti melimpahkan kewenangan seputar teknis pembangunan kepada camat setempat," jelasnya. 

Harapannya, bisa membantu percepatan pembangunan desa-desa tertinggal di PPU. Perbaikan insfrastruktur merupakan kebutuhan mendesak menjadi kunci keberhasilan serta perbaikan ekonomi.

“UPT-PU di masing-masing kecamatan hingga saat ini banyak menerima proposal dari masyarakat terkait pembangunan di desa dan kelurahan, kendati kondisi keuangan merosot kinerja UPT-PU terus berjalan. Proposal dari masyarakat tersebut bervariasi, mulai dari pembukaan jalan baru, perbaikan hingga peningkatan jalan, serta pembuatan parit," jelasnya. 

Terkait Kredit murah untuk masyarakat, Yusran menjelaskan, sejak 2005 Pemkab PPU telah menggulirkan dana Rp 7 miliar untuk disalurkan ke petani melalui PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Ibaduhrahman Penajam.

Klik Juga: Syamsuar Yakin Bisa Bawa Riau Lebih Baik Dengan Modal Ini

 

Kini, modal bergulir itu jauh berkembang menjadi lebih dari Rp 43 miliar. Dana itu kemudian diteruskan ke masyarakat berupa kredit UMKM. Implementasinyapun tak perlu ditanya, Per Desember 2016 saja, dana bergulir (revolving fund) sudah Rp 26,4 miliar.

Itu baru dari program pembiayaan awal untuk alat mesin pertanian (alsintan) Rp 4,8 miliar saja. Masih ada pemberian kredit pembelian pupuk, bibit dan macam-macam pendukung pertanian lainnya.

"Adapun komposisi pembagian kredit murah diberikan untuk UMKM itu, BPRS 4 persen, dan hanya 1 persen untuk pemerintah daerah. Sementara komposisi alsintan 5 persen (2,5 persen BPRS, 2,5 persen Pemkab). Itupun telah dalam perencanaan revisi 4 persen PBRS, dan 1 persen Pemkab sambil menunggu terbit peraturan," ujarnya.

Pada kesempatan itu dilakukan penandatangan nota kesepahaman Pemkab PPU dengan PT Bumi Siak Pusako (BSP), penyerahan MoU Pemkab Siak dengan Pemkab PPU, dan saling tukar-tukaran cenderamata serta melakukan peninjauan kelokasi pembangunan jalan.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline