Mengejutkan, Siswa Terindikasi LGBT di Pekanbaru Didanai Miliaran untuk Kampanye

ILUSTRASI-ANGGARAN.jpg
(KEMENDAGRI.GO.ID)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Sejumlah pelajar di dua SMA/SMK di Kota Pekanbaru terindikasi terpapar LGBT. Kasi Pengaduan Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Riau, Hendri, menyebut para siswa yang terindikasi LGBT mendapat bantuan dana dari luar negeri untuk kampanye LGBT. 

"Itu (dana, red) bukan ratusan juta namun miliaran dalam setahun. Kampanye secara tidak langsung," ucapnya, Senin, 29 Mei 2023.

Hendri menjelaskan pelaku LGBT merupakan korban yang ditanamkan perilaku menyimpang saat masih usia dini. 

"Pengakuannya lebih suka melakukan sodomi," ungkapnya.

Menurutnya, pelaku LGBT akan dianggap nyata saat seseorang berperilaku tak menyimpang dengan sesama jenis.

Hendri menyebut, siswa-siswa yang terindikasi LBGT bahkan memiliki komunitas dan membentuk grup WhatsApp. Bahkan, anggotanya telah mencapai ratusan yang didominasi laki-laki.


"Dari ratusan yang tergabung dalam grup LGBT itu didominasi laki-laki. Untuk yang perempuan ada tapi hanya coba-coba. Ada juga yang ACDC atau mereka bisa jadi laki-laki atau perempuan," ungkapnya.

Komunitas siswa terindikasi LGBT tersebut dikendalikan dari Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri).

"Posisi gengnya tidak di sini. Namun, di Batam. Diancam akan dibuka aibnya dan disebar videonya. Datanya ada sama mereka," ungkap Kasi Pengaduan PPA Riau, Hendri.

Hendri mengimbau kepala sekolah untuk tanggap terhadap perubahan perilaku para siswa. Menurutnya, peran sekolah sangat dibutuhkan mengingat siswa lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah, terutama bagi siswa yang minim perhatian orangtua.

Sementara itu, Kepala UPT PPA Riau, Sakinah, mengatakan fenomena LGBT di lingkungan sekolah akan berdampak buruk untuk nama sekolah. Ia pun meminta pihak sekolah untuk memperbanyak kegiatan ekstrakurikuler sebagai pencegahan jangka pendek.

"Fenomena saat ini banyak orangtua yang nongki-nongki dan main medsos. Nah, anak-anaknya bagaimana? Apalagi pengaruh medsos saat ini belum lagi jika jarang komunikasi antar orangtua dan anak," papar mantan Camat Bagan Sinembah itu.