Virus Corona Bermutasi, Tengku Azwendi Fajri Imbau Warga Tak Lupa Prokes

Tengku-Azwendi-Fajri13.jpg
(Muthi Haura/Riau Online)

RIAU ONLINE, PEKANBARU – Pandemi Covid-19 belum berakhir. Vaksinasi masih tetap dilaksanakan, tapi dibulan Maret 2021 terdengar kabar adanya mutasi Covid-19 dengan varian baru B117.

Menanggapi hal ini, Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru, Tengku Azwendi Fajri mengatakan, untuk meminimalisir penularan dan penyebaran varian baru ini, ia meminta masyarakat untuk tetap menggunakan protokol kesehatan (prokes).

 

“Adanya mutasi Covid-19, masyarakat tetap mengikuti protokol kesehatan. Mau mutasi seperti apapun dia, namanya musibah, wabah, ya kita harus hati-hati. Sebenarnya pencegahannya sederhana saja, jaga kesehatan, lakukan 4 M itu lebih baik dan efektif,” katanya kepada RIAUONLINE.CO.ID.

 

Politisi Partai Demokrat ini menjelaskan 4 M itu adalah memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan. Selain patuhi 4 M, Wendi meminta masyarakat untuk segera lakukan vaksinasi.


 

“Apalagi sekarang sudah ada vaksin. Segera vaksin, paling tidak membangkitkan imun kita, namun yang namanya wabah tetap aja kita harus waspada. Apalagi sebentar lagi ramadan. kita dukung pemerintah untuk membuat aturan dalam pelaksanaan ramadan, baik itu dalam hal ibadahnya dimalam hari, maupun pelaksanan kegiatan ngabuburit,” jelasnya.

 

Terkait mutasi Covid-19 ini sendiri, dilansir dari tirto.id, Pakar Mikrobiologi dari Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran, Mia Miranti Rustana menyatakan temuan mutasi virus corona B117 di Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat memiliki karakteristik replikasi dan penularan dua kali lebih cepat dari Covid-19.

Ia mengatakan, hasil penelitian sejak awal pandemi di Indonesia melaporkan, virus corona diketahui memiliki jenis protein tertentu. Varian B117 memperlihatkan karakteristik hilangnya gen 69 dan 70 yang membuat virus baru itu mempunyai kemampuan replikasi dan penularan dua kali lebih cepat.

Mutasi virus corona yang pertama kali ditemukan di Inggris pada September 2020 itu terjadi karena kemampuan berkembang biak di dalam tubuh manusia sebagai inang untuk mereplikasi diri.