Jelang Pemilu, Keterwakilan Suara Wanita Masih Jadi Kendala

Ilustrasi-Caleg-Perempuan.jpg
(The Indonesian Institute)

LAPORAN: HASBULLAH TANJUNG

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Keterwakilan suara wanita masih menjadi permasalahan bagi sejumlah partai menjelang Pemilu 2019 mendatang, tak terkecuali Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Riau.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (PPP) Hussain Hamidi mengakui keterwakilan suara perempuan masih menjadi kendala dalam penjaringan Bacaleg yang tengah dilaksanakan Partai.

"Iya, keterwakilan perempuan masih kurang, sementara suara laki-laki malah melebihi," ujar Husaimi, Rabu, 30 Mei 2018.


Ditambahkan Hussaimi, sebenarnya cukup banyak kaum wanita yang mendaftar di PPP untuk menjadi Bacaleg, tapi pihaknya masih tetap akan melakukan seleksi.

"Kita kan tidak mungkin asal comot saja, kita ingin mencari calon perempuan yang berkualitas dan bisa mengangkat suara partai, lalu pendidikannya harus S1 dan punya pengalaman organisasi," tambahnya.

Selain itu kata Husaimi, pihaknya ingin mencari kader yang vokal, bukan kader yang hanya diam dan duduk manis saja, sebab kader yang diam dan duduk manis tidak memberikan efek terhadap kemajuan daerah.

"Kita mencari yang berpotensi, yang siap bersuara bukan duduk manis saja, peran DPRD ini sangat penting untuk membangun Riau," tuturnya.

Lebih lanjut, Husaimi menargetkan raihan dua kursi dalam satu dapil agar setiap kader berjuang keras dalam mencari suara.

"Kita mau kader PPP lebih bekerja ekstra, targetkan dua kursi satu dapil, kalau satu kursi satu dapil, kalau ada incumbent yang lain malas bekerja," tutupnya.