Balita 2 Tahun yang Sudah Ereksi, Tumbuh Rambut di Kemaluan

Barnaby-Brownsell.jpg
(Via Yahoo/Erica Brownsell)

RIAU ONLINE, LONDON - Kisah unik dialami bayi berusia 2 tahun tapi sudah mengalami pubertas di London, Inggris. 

Akibat kondisi ini, balita yang masih minum susu dari botol ini sudah memiliki otot di lengannya, bahkan di sekitar penisnya sudah ditumbuhi rambut kemaluan.

"Saya tahu itu tidak normal. Bahkan penisnya akan mengalami ereksi, dan berat badannya bertambah secara drastis," ujar ibunya, Erica Brownsell, mengutip Insider, Kamis (16/6/2022).

Brownsell sendiri mengakui jika anaknya memang sekilas terlihat seperti anak lelaki berusia 4 atau 5 tahun.

Ini karena saat ia berusia satu tahun memiliki berat 16 pon atau sekitar 11,7 kilogram, tapi satu tahun berikutnya berat anak itu setiap bulan selalu bertambah 2 pon atau 0,9 kilogram setiap bulannya.

"Bahkan tidak hanya lemak yang bertambah, tapi otot juga," jelas Brownsell.

Saat diperiksa, si anak diketahui memiliki hormon testosteron yang jumlahnya sama seperti lelaki dewasa. Bahkan ia juga punya tingkat kepadatan tulang yang sama dengan anak berusia 4,5 tahun.


Testosteron adalah hormon reproduksi yang penting dan umum ditemukan pada laki-laki. Hormon ini juga mempengaruhi seksual lelaki yang diproduksi di bagian testis atau buah zakar.

Tes lain juga menunjukan, ia tidak memiliki penyebab lain seperti tumor atau kelainan bawaan yang mempengaruhi kelenjar adrenal.

Ini sangatlah menakutkan, karena tidak ada yang tahu apa yang terjadi," ungkap Brownsell.

Lalu ada salah satu rekan yang bertanya, apakah Barnaby pernah terpapar dengan pengobatan testosteron buatan untuk lelaki dewasa.

"Suami saya memang menggunakan gel testosteron selama beberapa tahun, ini karena ayahnya, Peter, lahir dengan kondisi testis yang kompleks," tuturnya.

Brownsell cukup terkejut, karena menduga paparan gel topikal yang banyak diduga menyebabkan masalah pada anaknya.

"Saya menghabiskan dua tahun hidup saya dan berpikir sudah memberikan perlindungan dan perawatan kepadanya, padahal lingkungannya sendiri terkontaminasi," cerita Brownsell.

Adapun Peter menggunakan jenis produk untuk mengatasi masalah kekurangan hormon testosteron pada lelaki dikutip dari suara.com

"Ada beberapa testosteron yang tersisa di kulit, bahkan beberapa jam setelah diaplikasikan. Anggota keluarga dan individu lainnya yang punya kontak dekat pasien berisiko terpapar langsung," jelas Kepala Endokrinologi Pediatrik Cohen Children's Medical Center New York, Dr. Benjamin Udoka Nwosu.

Catatan: 

Redaksi melakukan perubahan dengan tidak mencantumkan secara lengkap nama anak, dan kami ucapkan terima kasih.