Gagal Penalti Aurelien Tchouameni dan Kingsle Coman Alami Rasisme

timnas-prancis11.jpg
(twitter@AfroBallers)

RIAU ONLINE, PARIS-Gagal penalti Aurelien Tchouameni dan Kingsle Coman alami rasisme.

Pemain timnas Prancis mengalami tindakan rasisme usai kalah dari Timnas Argentina. Sebelumnya, Les Blues kalah 4-2 atas Argentina lewat adu penalti, setelah bermain imbang 3-3 di 90 menit waktu normal dan 30 menit tambahan waktu, Minggu (18/12/22) lalu.

Pada pertandingan tersebut, Kylian Mbappe menjadi satu-satunya pemain yang mencetak gol untuk untuk Prancis. Pemain asal PSG tersebut sukses mencetak hattrick ke gawang Argentina yang dikawal Emiliano Martinez.

Meski begitu, 3 gol dari Mbappe belum bisa menyelamatkan Prancis dari kekalahan.

Kekalahan Prancis sendiri dipicu oleh kegagalan 2 eksekutor penalti mereka, yaitu Aurelien Tchouameni dan Kingsle Coman menyarangkan bola ke gawang Emiliano Martinez.

Sementara 4 eksekutor dari Argentina berhasil mencetak gol ke gawang Prancis yang dikawal Hugo Lloris.

Sudah jatuh tertimpa tangga, mungkin itu yang dirasakan oleh Aurelien Tchouameni, Kolo Muani dan Kolo Muani. Meski sudah meminta maaf, kedua pemain tersebut harus menerima tindak rasisme dari fans Prancis yang terlanjur kecewa.

Mereka bertiga kompak menonaktifkan kolom komentar Instagram demi menghindari tindak rasisme yang menjadi-jadi.


Tindak rasisme yang dilontarkan oleh para warganet berkaitan dengan warna kulit, yang mana Aurelien Tchouameni, Kolo Muani dan Kingsle Coman merupakan pemain berkulit hitam.

"Jika menang mereka adalah orang Prancis, jika kalah mereka tidak lebih dari orang Afrika," tulis Yemak dalam twitter pribadinya.

"Kenapa orang-orang ini masih membela negara-negara Eropa, padahal mereka akan diperlakukan jauh lebih baik jika di negeri asal mereka," tulis Jibril Sainy menambahkan.

Ketiga pemain tersebut memang benar memiliki darah blasteran keturunan Afrika Prancis. Berikut adalah kebangsaan dari ketiga pemain tersebut,

1. Aurelien Tchouameni (Kamerun/Prancis)
2. Kolo Muani (Kongo/Prancis)
3. Kingsley Coman (Guadeloupe/Prancis)

Melihat para pemainnya mengalami ujaran kebencian dan rasisme, klub tempat ketiga pemain tersebut memasang badan dengan membela.

"Tchouameni tetaplah hebat dan luar biasa, teruslah berkembang kawan," tulis Madrid Xtra dalam twitternya.

"FC Bayern Munchen mengutuk keras tindakan rasisme terhadap Kingsley Coman," tulis dalam laman resminya, Selasa (20/12/22).

Lebih lanjut, jika ditelisik lebih mendalam, maka dapat ditemukan bahwa komentar-komentar rasis tersebut datang bukan dari orang Prancis sendiri, namun dari Argentina.

"Sebagian besar komentar kebencian bahkan bukan dari orang Prancis, melainkan orang Argentina dan gelandangan India mereka," tulis Seven meluruskan.

Apa pun hasilnya, para pemain Timnas Prancis sudah berusaha tampil sebaik mungkin. Perjuangan mereka tidak ada yang sia-sia karena untuk kedua kalinya dapat menginjakkan kakinya di partai final dikutip dari suara.com

Sepak bola ada untuk menyatukan sebuah perbedaan dalam permainan, bukan saling menjatuhkan membawa nama budaya, ras, maupun agama yang mengadu domba.