Tokoh Sepakbola Minta Menpora Cabut Pembekuan PSSI

PSSI.jpg
(INTERNET)

RIAUONLINE, JAKARTA - Pembekuan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, ditentang oleh para tokoh sepakbola Indonesia. 

 

Dikomandoi oleh mantan Ketua Umum PSSI, Agum Gumelar, mereka mendukung PSSI untuk melawan kezaliman yang dilakukan Menpora Imam Nahrawi atas persetujuan Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

 

Pernyataan sikap para tokoh sepakbola itu dibacakan, Kamis (25/6/2015), di kantor PSSI, Senayan, Jakarta. Para tokoh sepakbola yang hadir di antaranya Agum Gumelar, IGK Manila, dan Adang Ruchiat.

 

Selain itu, ada 13 nama tambahan tertera dalam surat pernyataan tersebut, termasuk mantan Ketua Umum PSSI er Presiden Soeharto, Azwar Anas, Ketua KONI Tono Suratman, pembina sepakbola juga politisi Partai Demokrat, E.E Mangindaan, Maulwi Saelan, Nurdin Halid, Nirwan D. Bakrie, Harbiansyah Hanafiah, Syahril Taher, Surya Darma Tahir, Widjono Hardianto, Masmun Yan Manggaesa, dan dua mantan Menpora, Roy Suryo, serta Adhyaksa Dault.

 


Mereka meminta agar Menpora mau mengubah sikapnya untuk mencabut Surat Keputusan (SK) pembekuan PSSI dalam waktu cepat. Menurut para tokoh sepakbola, adanya SK pembekuan membuat nasib para pelaku sepakbola tidak menentu.

 

Selain itu, para tokoh sepakbola itu mengingatkan Menpora untuk tidak membawa PSSI kembali ke era perpecahan seperti yang pernah terjadi pada 2011 hingga 2013 silam.

 

"Hari ini kami menyaksikan sepakbola Indonesia kembali jatuh ke titik nadir. Bukan karena dualisme kompetisi dan asosiasi, tetapi karena secara sistematis ada pihak yang melakukan intervensi terhadap sepakbola Indonesia," kata Agum saat membacakan pernyataan sikap.

 

Berikut kutipan tiga butir pernyataan sikap tokoh sepakbola nasional:

1. Kami memohon kepada Presiden RI, Joko Widodo agar dapat memastikan bahwa status kedudukan dan martabat PSSI segera dipulihkan dengan mengembalikan segala kewenangan sepak bola kepada PSSI, sehingga sanksi FIFA dapat segera dicabut.

 

2. Kami mendesak agar tidak ada upaya-upaya terselubung dari pihak manapun yang dapat menimbulkan benih-benih perpecahan dalam keluarga besar sepak bola Indonesia. Karena hanya ada satu PSSI yang harus dihormati dan jaga sesuai hasil kongres PSSI di Surabaya 18 April 2015 lalu yang memilih bapak La Nyalla M. Mattalitti sebagai Ketua Umum PSSI beserta 14 anggota Komite Eksekutif lainnya.

 

3. Kami juga meminta seluruh anggota PSSI, baik itu klub, Asosiasi Provinsi maupun Asosiasi Pemain, Pelatih, dan Futsal untuk tetap solid dan memegang teguh prinsip sepak bola yang menjadi pondasi rumah sepak bola kita, yakni Statuta PSSI maupun Statuta FIFA.

 

Sumber: viva.co.id