PT Bukit Asam Gandeng Pertamina dan Air Product Kembangkan Gas dari Batubara

PT-Bukit-Asam.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/HASBULLAH TANJUNG)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Guna mewujudkan ketahanan energi PT Bukit Asam Tbk, Pertamina dan Air Products melakukan pencanangan pembangunan pabrik Hilirisasi Batubara menjadi Dimethyl Ether (DME) di Tambang PTBA Peranap, Riau.

Adapun kerja sama ini ditandai dengan ditekannya tombol oleh Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin, Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina (Persero) Heru Setiawan, Direktur Utama PT Air Products Indonesia Triwidio Pramono, Direktur Utama PT Indonesia Asahan Alumunium Inalum Persero) Budi Gunadi Sadikin, Sekretaris Daerah Provinsi Riau Ahmad Hijazi, Anggota DPRD Riau Yulisman dan Wakil Bupati Indragiri Hulu Khairizal.

Arviyan Arifin menjelaskan sebelumnya ketiga belah pihak sudah membuat Memorandum of Understanding di Amerika pada November 2018 lalu dimana ketiganya sepakat mengembangkan DME.

Melalui penandantanganan ini, ketiga belah pihak sepakat bekerjasama dalam gasifikasi batubara untuk mengubah batubara berkalori rendah menjadi produk akhir yang memiliki nilai tambah.

Melalui teknologi gasifikasi, batubara diubah menjadi syngas, kemudian diproses menjadi produk akhir. Nantinya, PTBA akan menyuplai batubara dari area tambang Peranap ke perusahaan patungan untuk diolah menjadi produk akhir oleh Pertamina. Sementara itu, optimasi desain teknologi akan dilakukan Air Products and Chemicals Inc.

"Tujuannya untuk mengembangkan teknologi dimana batubara berkalori rendah akan menjadi gas, kemudian menjadi DME, sejenis dengan LPG, namun harganya lebih murah sehingga akan memberikan keuntungan yang banyak untuk negara," ujar Arviyan dalam kata sambutannya, Kamis, 7 Februari 2019.


Diakui Arviyan, batubara selama ini digarap PTBA di Peranap berkalori rendah, sehingga tidak terlalu berdampak besar terhadap daerah maupun negara.

"Di sinilah akan kita bangun pabriknya, dengan program hilirasi batubara ini, nantinya kita akan memproduksi 1,4 juta ton per tahun, dengan batubara sekitar 10 juta ton per tahun," jelasnya.

Dilanjutkan Arviyan, dengan tagline PTBA yakni Beyond Coal, gasitifikasi ini merupakan perwujudan visi misi PTBA dari perusahaan batubara menjadi perusahan energi.

"DME akan menggantikan keberadaan LPG yang sampai hari ini kita masih impor, batubara kita jadi lebih memiliki nilai lebih," imbuhnya.

Arviyan menargetkan pembangunan fisik pabrik akan dimulai akhir 2019 atau awal 2020 dan pada 2023 diharapkan sudah bisa beroperasi. "Ini harus bisa, karena ini akan Andi pabrik pertama di Indonesia, dari peranap ini lah lahirnya industri ini," tutupnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Inhu, Khairizal sangat berharap dengan proyek ini, sebab diakuinya batu bara di Peranap memiliki kalori yang rendah dan tidak bernilai tinggi.

"Kata B apak-bapak kita di Jakarta, batubara di sini bernilai murah, apalagi dibebani biaya transportasi ke pelabuhan, bahkan ada istilahnya kita, kita bukan mengangkat batu bara, tapi mengangkat air," ceritanya.

Khairizal sangat berharap apa dicanangkan hari ini bisa menjadi kenyataan, namun tentunya ia meminta pihak terkait bisa saling mendukung satu sama lain.

"Bukit asam hanya punya batu bara, tentu harus didukung yang lain, dan Bukit asam tidak bisa bekerja sendiri, karena kalori batu baranya rendah masyarakat sangat mendukung kegiatan ini, buktinya masyarakat berbondong-bondong datang kesini, tinggal perusahaan saja yang bersosialisasi dengan warga tempatan," pungkasnya.