Kasihan, Buruh Kebersihan Dilarang Pulang Istri Karena Tak Bawa Uang

Petugas-Kebersihan-Demo-di-Kantor-Wako.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/AZHAR SAPUTRA)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Sekitar belasan mahasiswa asal Pekanbaru yang tergabung dalam Ikatan Pemuda Mahasiswa Pekanbaru (IPMP) melakukan penggalangan dana sebagai bentuk empati mereka pada buruh kebersihan kota yang hingga kini belum menerima upah kerja mereka sejak April 2016 lalu.

 

Koordinator aksi BEM UR, Aditya mengatakan penggalangan dana ini merupakan sindiran mahasiswa kepada Walikota Pekanbaru, Firdaus yang gagal mengatur manejemen sampah sehingga akibatkan ratusan buruh menjadi korban atas kebijakannya.

 

Aksi mahasiswa ini digelar di Simpang Mall SKA , Soekarno-Hatta sejak pagi hingga siang hari jelang masuk waktu zuhur. Adit menuturkan walau penggalangan dana dilakukan tak terlalu lama, hasilnya cukup memberikan hasil yang baik.

BACA JUGA: Lagi, Pemko Berjanji Pekanbaru Bersih dari Sampah Sepekan Ini

 

"Kita aksi kurang lebih satu jam lebih dan uang yang berhasil kita kumpulkan sebesar Rp1.070.000," kata Adit kepada RIAUONLINE.CO.ID, Sabtu, 25 Juni 2016.

 

Rencananya selepas ashar, sekitar pukul 16.00 wib, mereka akan melanjutkan penggalangan dana untuk menambah pundi uang yang akan diserahkan pada salah satu perwakilan buruh kebersihan yang jadi korban kebijakan Firdaus.

 

"Lepas itu, sekitar pukul lima sore hasilnya akan langsung kita serahkan pada salah satu buruh dari empat ratus buruh yang ada," imbuh Adit yang juga Menteri Sosial Politik BEM Universitas Riau ini.


 

Pertimbangan mahasiswa menyerahkan hasil penggalangan dana pada satu orang buruh, dikarenakan mereka menyadari keterbatasan bantuan yang bisa mereka berikan pada buruh.

KLIK JUGA: Dapat Kado Sampah, Firdaus Harus Minta Maaf

 

"Tak mungkin kami bisa memberikan bantuan tersebut pada seluruh buruh yang jumlahnya empat ratus lebih. Makanya kita hanya memilih salah satu saja tapi kita memilih buruh yang benar-benar membutuhkan bantuan tersebut ketimbang lainnya," terangnya.

 

Adit dan kawan-kawannya merasa miris dan kasihan dengan nasib buruh kebersihan yang hingga kini tak menemui kejelasan dari Pemko Pekanbaru mengenai kapan pencairan upah mereka dilangsungkan. Apalagi sebentar lagi hari raya Idul Fitri datang.

 

Bahkan Adit beberapa waktu lalu mendengar kabar bahwa ada salah satu buruh yang dilarang pulang oleh istrinya karena tak membawa pulang upah kerjanya. Sebagian lagi sedih karena hingga kini tak memiliki apapun menjelang lebaran datang.

 

"Kemarin kita mendengar ada yang dilarang pulang oleh istrinya karena pulang tak bawa uang. Lainnya lagi ada yang membutuhkan untuk pengobatan anaknya yang sedang sakit. Kita kasihan dengan nasib mereka," pungkas Adit.

LIHAT JUGA: Firdaus Terima Rekor Pengelolaan Sampah Terburuk Sepanjang Masa

 

Para mahasiswa ini mengancam pada Firdaus jika tak bisa menyelesaikan masalah sampah ini dalam waktu dekat, mereka akan menggelar aksi yang lebih besar kepada Pemko Pekanbaru.

 

Beberapa universitas dan sekolah tinggi yang bergabung dalam aksi solidaritas IPMP ini antara lain BEM UR, UIR, UNILAK, UMRI dan organisasi mahasiswa kesehatan yg tergabung dlam IPM-KesRi.

 

Simak berita Pekanbaru Kota Sampah lainnya dengan klik di sini.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline