RIAU ONLINE, SIAK – Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) III melalui program pompanisasi yang dibangun di Daerah Irigasi Siak Kiri B, C, dan D, sangat membantu petani di Kecamatan Bungaraya, Kabupaten Siak, Riau, memperoleh air untuk lahan pertanian saat musim kemarau.
Program ini merupakan inisiatif Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, yang menghadirkan dua unit mesin pompa tahap satu dan dua, untuk mendukung kebutuhan irigasi di kawasan pertanian Bungaraya.
Pengamat BWSS III, Isran, menjelaskan bahwa pompa tahap pertama memiliki panjang pipa sekitar 8 kilometer dengan tujuh outlet atau saluran keluar air yang mencakup persawahan di Kampung Bungaraya, Jayapura, dan Buantan Lestari.
"Mesin tahap satu hanya bisa beroperasi sekitar 6 jam per hari, karena pengambilan air tidak langsung dari sungai, melainkan melalui saluran menuju bak penampungan terlebih dahulu. Pompa ini hanya bisa hidup saat air pasang. Operasional ditanggung oleh PU Kabupaten Siak," terang Isran.
Sementara itu, mesin tahap dua yang juga memiliki panjang pipa 8 kilometer dilengkapi lima outlet yang melayani persawahan di Kampung Kemuning Muda dan Tuah Indrapura.
"Mesin tahap dua bisa hidup lebih lama, sampai 10 jam sehari. Karena pipanya langsung menjulur ke sungai, jadi tidak terpengaruh oleh kondisi pasang surut. Operasional ditanggung oleh BWSS III," jelasnya.
Kedua mesin tersebut mampu memompa hingga 600 liter air per detik. Namun, tidak semua outlet dibuka secara bersamaan saat beroperasi. Petugas hanya mengaktifkan outlet di wilayah-wilayah yang paling kering, agar tekanan air tetap optimal.
Isran menegaskan bahwa pompanisasi ini bukanlah sumber utama air irigasi di Bungaraya, melainkan hanya penopang ketika kanal Pesimsim yang menjadi sumber utama mengalami kekeringan saat musim kemarau.
“Petugas lapangan terus siaga siang dan malam memantau kondisi air dan mengoperasikan pompa. Ini sangat membantu petani yang selama ini kesulitan air saat kemarau,” katanya.
Program pompanisasi ini menjadi bagian dalam menjaga ketahanan pangan nasional dan meningkatkan produktivitas pertanian, khususnya tanaman padi di wilayah lumbung pangan seperti Bungaraya.
"Saat ini belum seluruh sawah di Bungaraya teraliri oleh pompanisasi, sebab pompanisasi hanya ada dua, untuk mencangkup seluruh sawah di Kecamatan Bungaraya dibutuhkan empat pompanisasi yang sama," tutupnya.