Kunjungi Kuburan, Chicco Jerikho Kenang Kebersamaan dengan Gajah Rahman

Chicco-Jerikho3.jpg
(Instagram @Chicco Jerikho)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Kematian gajah bernama Rahman di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) masih menjadi sorotan masyarakat luas. Apalagi sejak kematiannya pada 10 Januari lalu, kasus ini belum kunjung menemukan titik terang.

Banyak orang bersimpati terhadap kematian Gajah Rahman, terlebih lagi mereka yang pernah berinteraksi dengan gajah latih tersebut. Satu di antaranya yakni, aktor Chicco Jerikho.

Chicco datang secara khusus ke Provinsi Riau dan mengunjungi TNTN. Dirinya menyempatkan diri bermalam di camp TNTN serta mengunjungi tempat peristirahatan terakhir Gajah Rahman.

"Kasus Rahman ini harus diungkap, harus ketahuan siapa orangnya. Saya khusus ke sini untuk menginap di camp, tinggal di sana, melihat di mana gajah Rahman dikubur, di mana kejadiannya. Itu tidak jauh dari camp, bisa dibilang 200 meter," ujarnya, Senin 25 Maret 2024.

Dirinya mengenang pertemuan dengan Gajah Rahman beberapa tahun silam. Chicco mengangumi kepintaran Gajah Rahman. Apalagi saat berinteraksi dengan manusia dan kegiatannya saat membantu mengatasi konflik dengan gajah liar.

"Saya pernah bertemu gajah Rahman itu delapan tahun yang lalu di TNTN. Gajah Rahman sebenarnya gajah yang sangat pintar, akrab dengan manusia, gajah patroli yang digunakan oleh flying squad untuk menggiring gajah liar. Bisa dibilang dia adalah kapten dan dia adalah icon dari gajah konservasi itu sendiri," kenangnya.

Duta WWF-Indonesia untuk Program Sahabat Gajah dan Elephant Warrior menaruh perhatian pada kasus kematian Gajah Rahman. Ia terus ikut mengawal kasus sejak kematian Rahman pada Januari lalu.


Chicco mengajak seluruh masyarakat saling mendukung, mengamati dan mengawal kasus kematian Gajah Rahman. Tujuannya agar proses penyidikan segera menemukan titik terang.

"Kita butuh dukungan semua dari masyarakat, kita saling rangkul. Harapan saya sebagai orang yang aktif di bidang konservasi, terutama gajah, sanksi hukum harus benar-benar ditegakkan. Kejadian gajah Rahman ini semoga yang terakhir," harap aktor sekaligus produser ini.

"Sudah pasti kita akan mengawal kasus ini sampai selesai, tapi kita tidak lepas dengan keamanan gajah, mahout dan asisten mahout. Karena, ketika kita memperhatikan kesejahteraan mereka, gajah ini juga akan dirawat dengan sepenuh hati, sambungnya.

Gajah Rahman mati dengan kondisi mengenaskan di kawasan TNTN. Rahman tak bisa diselamatkan mesti tim medis telah berjibaku menetralisir racun yang masuk ke dalam tubuhnya.

Sekitar delapan jam bertahan dalam kesakitan, Gajah Rahman pun mati tak tertolong. Mirisnya, satu gading gajah yang 20 tahun bersama menjaga kawasan konservasi ini telah berhasil dibawa oleh pencuri.

Chicco bersama rekan yang tergabung dalam komunitas for Gajah Rahman pun mendatangi Mapolda Riau, Senin 25 Maret 2024. Mereka bersama ingin mengetahui sejauh mana perkembangan kasus kematian Gajah Rahman.

"Saya, for Gajah Rahman, dan teman-teman yang menjadi perwakilan dari masyarakat yang konsen dengan kejadian yang telah menimpa Gajah Rahman, datang untuk mengadakan audiensi dan untuk mengetahui perkembangan kasus seperti apa," ujar Chicco.

Terpisah, Kasubdit IV Tipidter Ditreskrimsus Polda Riau, Kompol Nasrudin, mengatakan bahwa saat ini Polda Riau telah melaksanakan serangkaian penyelidikan dan penyidikan serta pemeriksaan saksi-saksi.

"Sampai saat ini, Polda Riau sudah melakukan pemeriksaan saksi sebanyak 12 termasuk mahout (pawang-red) gajah di Taman Nasional Tesso Nilo," ujar Kasubdit IV Tipidter Ditreskrimsus Polda Riau, Kompol Nasrudin, Senin, 25 Maret 2024.

Kompol Nasrudin menyebut, pihak ya juga telah berkoordinasi dengan dokter hewan yang menangani kematian Gajah Rahman serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menyelidiki kasus ini.

"Setelah kita lakukan pemeriksaan saksi dan berkoordinasi dengan pihak terkait, kita menduga Gajah Rahman mati karena diracun dengan pepaya dan diambil gadingnya," kata Nasrudin.