Jengkol dan Kentang Penyumbang Inflasi Riau di Maret 2022

rendang-jengkol.jpg
(resep masakan indonesia)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Berdasarkan hasil pemantauan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau pada Maret 2022, Riau mengalami inflasi sebesar 0,90 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,78.

 

Kepala Badan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, Misfaruddun mengatakan salah satu komoditas yang memberikan andil peningkatan harga yakni bensin.

 

 

"Peningkatakan harga pada Maret 2022, komoditas yang memberikan andil antara lain cabai merah, emas perhiasan, daging ayam ras, bawang merah, jengkol, ikan serai, sewa rumah, ikan tongkol, kentang, dan bensin," ujar Misfaruddin, Sabtu 2 April 2022. 

 

Dijelaskan Misfaruddin, Inflasi juga terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya delapan indeks kelompok pengeluaran. 

 

Delapan indeks kelompok pengeluaran yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,25 persen, diikuti oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa sebesar 1,70 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,66 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran dan kelompok transportasi masing-masing sebesar 0,28 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,19 persen. 

 


"Selain itu, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya dan kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga masing-masing sebesar 0,15 persen," tambahnya.

 

Lanjut Misfaruddin, sementara menghitung Inflasi Tahun Kalender Januari - Maret 2022 tercatat sebesar 1,87 persen, sedangkan inflasi Tahun Ke Tahun Maret 2021 - Maret 2022 tercatat sebesar 3,22 persen. 

 

"Dari 3 kota IHK di Provinsi Riau, semua kota mengalami inflasi diantaranya Kota Pekanbaru sebesar 0,93 persen, Kota Dumai sebesar 0,66 persen dan Kota Tembilahan sebesar 1,18 persen," jelasnya. 

 

 

 

Sebagai informasi, 24 kota di Sumatera yang menghitung IHK, semua kota mengalami inflasi, dengan  inflasi tertinggi terjadi di Kota Jambi sebesar 1,35 persen, diikuti oleh Kota Tanjung Pandan sebesar 1,29 persen, Kota Bukittinggi dan Kota Tembilahan masing-masing sebesar 1,18 persen.