Problematika Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di Provinsi Riau

ibu-dan-anak11.jpg
(SehatQ)

Laporan Linda Mandasari

RIAUONLINE, PEKANBARU-Masalah kesehatan di Indonesia yang rendah antara lain bisa terlihat pada angka kematian ibu dan angka kematian bayi yang cukup tinggi.

Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, faktor-faktor tersebut berupa berbagai hambatan aspek geografis, ekonomi, sosiokultural, yang diperberat oleh kelemahan dalam mendeteksi, memutuskan tindakan serta merujuk.

Selain itu akibat keterlambatan menangani keluarga yang mempunyai masalah kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Saat ini Riau Online akan membahas mengenai Riau, Problematika pelayanan kesehatan ibu dan anak di provinsi Riau, simak ulasannya berikut ini.

Berdasarkan aspek cepat tanggap keluarga merespon anggota keluarga yang sakit, sebagian besar merasa tidak ada keterlambatan memutuskan upaya tindakan kesehatan.

Dilihat berdasarkan kabupaten/kota diketahui bahwa kota Pekanbaru masih banyak yang mengatakan terlambat dalam penanganan kesehatan. Hal ini juga mungkin disebabkan oleh masyarakat yang berusaha mengobati sendiri berdasarkan pengetahuan mereka. Selain itu karena banyak tersedia di toko obat atau apotek di kota Pekanbaru.

Masih banyak kepercayaan masyarakat yang belum sesuai dengan nilai-nilai kesehatan, terutama terhadap aspek KIA. Jenis kepercayaan yang tidak sesuai tersebut sebagian besar terkait aspek gizi selama hamil, bersalin, nifas dan menyusui.

Menurut mereka hal tersebut membuat tubuh mereka gatal karena makan udang atau kerang, akan terjadi perdarahan nifas jika mereka makan ikan. Hal tersebut menyebabkan ibu menjadi banyak pantangan makanan.

Padahal kandungan gizi makanan tersebut sangat bermanfaat bagi ibu dan bayi.makanan laut seperti kerang dan udang mengandung beberapa zat gizi penting yang merupakan sumber protein hewani dan digolongkan kepada komplit protein karena kadar asam amino esensial yang tinggi dan sekitar 85%-95% mudah diserap tubuh.

Ikan juga merupakan sumber protein tinggi yang sangat dibutuhkan tubuh dan apabila dipantang akan berdampak buruk bagi kesehatan ibu dan janin karena ibu kekurangan asupan protein serta berpengaruh terhadap perkembangan janin atau bayinya.

Masih banyak kebiasaan atau tradisi yang berhubungan dengan kesehatan bayi dan anak balita yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Kepercayaan tersebut sebagian besar terkait aspek gizi pada bayi dan anak balita atau tidak mendukung ASI eksklusif dan penanganan kesehatan pada bayi dan anak balita.


Menurut mereka, bayi yang hanya diberi ASI tidak akan kenyang dan akan kekurangan gizi. Mengganti asi dengan cairan yang tidak bergizi akan berdampak buruk bagi kondisi bayi, daya tahan hidup, pertumbuhan dan perkembangan. Konsumsi air putih atau cairan lain akan membuat bayi merasa kenyang sehingga tidak mau menyusu.

Padahal ASI kaya dengan gizi yang sempurna untuk bayi. Memberikan air putih sebagai tambahan cairan sebelum bayi berusia 6 bulan dapat mengurangi asupan ASI hingga 11%.pemberian air manis dalam minggu pertama usia bayi berhubungan dengan penurunan berat badan bayi.

Riau, Problematika pelayanan kesehatan ibu dan anak di provinsi Riau

Bagi pemerintah provinsi Riau khususnya dinas kesehatan diharapkan lebih meningkatkan gerak pembangunan kesehatan khususnya untuk pelayanan KIA karena masih banyak indikator pelayanan KIA yang belum mencapai target. Peningkatan anggaran promosi kesehatan dalam merubah perilaku khususnya untuk daerah pertanian dan pesisir.

Bagi tenaga kesehatan diharapkan adanya upaya peningkatan perilaku masyarakat tentang kesehatan melalui program promosi kesehatan atau pemberdayaan masyarakat. Masyarakat diharapkan meningkatkan perilaku kesehatan dan kesadaran pentingnya pelayanan kesehatan secara mandiri seperti di pos kesehatan desa, pondok bersalin desa dan pos pelayanan terpadu.

 

Pemerintah tidak hanya konsentrasi menjamin pembiayaan kesehatan kepada masyarakat miskin. Walaupun secara implementasi mereka dengan kategori penghasilan menengah ke atas mampu memenuhi pembiayaan kesehatan tanpa subsidi dari pemerintah, hendaknya mereka ditanamkan supaya ikut dalam kepesertaan asuransi kesehatan secara mandiri terutama bagi mereka yang berpenghasilan menengah ke bawah.

Sekian informasi mengenai Riau, Problematika pelayanan kesehatan ibu dan anak di provinsi Riau. Semoga informasi yang telah Riau Online berikan bermanfaat bagi pembaca.