Mengapa 113 Siswa dan Guru Abdurrab Islamic School Tidak Dirawat di Isoter?

SMP-IT-Adurrab.jpg
(DEFRI CANDRA /Riau Online)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Dinas Kesehatan Provinsi Riau semula menyarankan agar 113 siswa dan guru diisolasi di tempat isolasi terpadu milik pemerintah.

Namun karena pertimbangan psikologi siswa, pihak sekolah tetap menginginkan mereka yang terkonfirmasi Covid-19 tetap di isolasi di asrama di Komplek Abdurrab Islamic School jalan Bakti, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru.

"Jadi setelah melalui pertimbangan dan memperhatikan psikis anak-anak, dilakukan isolasi di lokasi Abdurrab Islamic School yang ada dua gedung," ucap Mimi kepada RIAUONLINE.CO.ID, Sabtu, 27 November 2021.

Pihak sekolah telah menyiapkan dua gedung asrama untuk memisahkan siswa dan guru yang positif dan negatif dengan jarak 300 meter. Masing-masing gedung diawasi petugas medis.

"Pada asrama tersebut juga ada pengawasan dan pemantauan dari nakes Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru dan pembina asrama sehingga tempat isolasi dilakukan di area sekolah," terangnya.


Dinas Kesehatan Riau meminta pihak sekolah menutup sementara aktivitas belajar mengajar agar penyebaran Covid-19 tidak semakin meluas.

"Sesuai aturan SKB 4 mentri, kami meminta kepada Dinas Pendidikan untuk menutup sekolah kalau ada yang terpapar. Inikan siswanya menginap, untuk mencegah terjadinya kasus lain," tutupnya.

Seperti diketahui, Kasus Covid-19 muncul di lingkungan sekolah berawal dari adanya tiga siswa mengeluh demam pilek. Saat dilakukan pemeriksaan, ketiga siswa positif Covid-19.

Pihak sekolah kemudian melakukan penelusuran (tracing) terhadap kontak erat. Saat dilakukan uji swab massal terhadap siswa dan guru, didapati 54 positif Covid-19 pada Jumat (26/11).

Jumlah siswa dan guru terkonfirmasi bertambah hingga 113 orang pada Sabtu (17/11).

"Bermula dari tiga orang, kemudian dilakukan tracing ke seluruh kontak erat yang ada di sekolah bahkan akan dilakukan apabila ada berkontak dengan di luar," jelasnya.