Tak "Sudi" Enyah dari Bumi Bertuah Negeri Beradat, Riau Perlu Injek Rem Lagi?

Penyemprotan-Disinfektan2.jpg
(RAHMADI DWI/Riau Online)

RIAUONLINE, PEKANBARU-Dilansir dari website corona.riau.go.id, berdasarkan data pertanggal 2 Mei 2021, untuk kasus suspek di Riau berjumlah 84.9673 dengan terkonfirmasi 45.223. sedangkan berdasarkan data laporan harian Dinas Kesehatan Provinsi Riau pertanggal 2 Mei 2021, berdasarkan golongan umur, usia 18 - 40 tahun dengan20.806 kasus atau 46 persen.

Warga usia 40 - 60 tahun dengan jumlah 14.295 kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Warga usia 5 – 18 tahun dengan jumlah 5.121 kasus. Untuk warga diatas 60 tahun dengan jumlah terkonfirmasi posiif Covid-19 berjumlah 3.419 tahun. Untuk warga usia 1 – 5 tahun dengan jumlah terkonfirmasi 1.582 kasus.

Semakin mengkhawatirkannya kasus harian dan kasus kematian di Provinsi Riau, apakah sudah sepatutnya menarik rem darurat Covid-19 demi keselamatan masyarakat Riau? Berikut ini data-data pendukung sebagai bahan pertimbangan.

 

 

 

Empat Daerah di Riau Masuk Zona Merah, Pemprov Siapkan Ruang Isoman dan ICU

 

Empat Daerah di Riau masuk zona merah Covid-19. Gubernur Riau, Syamsuar mengatakan, sebagian besar kabupaten dan kota di Riau sudah masuk zona orange dan merah.

“Sudah ada yang zona merah empat kabupaten dan kota, yaitu Pekanbaru, Dumai, Bengkalis dan Siak. Menyusul Kampar, Rohul dan Rohil,” ucapnya, Sabtu, 1 Mei 2021.

Syamsuar menyebut, upaya Pemprov Riau melaksanakan vaksinasi terhadap masyarakat tidak maksimal.

“Kenyataan yang dilihat di lapangan, vaksin tidak maksimal karena berbagai hal yang tidak bisa dilaksanakan sesuai hari-hari biasa,” ujarnya.

Selain itu, pemerintah juga sudah melakukan pengetatan dengan membuat posko-posko.

“Kita sudah persiapkan tempat isolasi mandiri yang diepruntukkan bagi pasien Covid-19, dengan tempat isolasi di rumah sakit baik ICU maupun ruang isolasi yang lain,” terangnya.

Innalilahi, Wakil Wali Kota Dumai Meninggal Dunia karena Covid-19

Innalilahi Wa Innailaihi Rajiun, Kabar duka menyelimuti Kota Dumai. Wakil Walikota Dumai, Amris yang baru saja dilantik 26 Februari 2021 lalu dikabarkan meninggal dunia pagi ini, Kamis 29 April 2021, pukul 10.45

Kabar ini langsung disiarkan oleh Dinas Komunikasi Informasi (Diskominfo) Kota Dumai pagi ini.

Dikonfirmasi terkait kabar duka tersebut, Walikota Dumai, Faisal menyebut Amris terkena Covid 19 dan disertai komorbid yang menyertainya yakni Hipertensi.

"Beliau beliau meninggal karena Covid dan Hipertensi," Begitu diungkap Walikota Dumai, Faisal.

Kabar ini sontak menjadi pembicaraan di internet termasuk grup-grup WhatsApp.

"Innalillahi wa inna ilahi rojiun.Telah wafat orang tua kita , Tokoh  kita , Bapak AMRIS. Wakil Wali kota Dumai hari ini kamis 29 April 2021 jam 10. Di Rumah Sakit Syafira Pekan Baru. Semoga beliau menjadi hamba khusnul khotimah, Aamiinn," ungkap warganet

Sosok 63 tahun tersebut disebut Positif C19 usai hadiri acara Menteri LHK Siti Nurbaya di Dumai beberapa waktu lalu.


Diketahui Mantan anggota infanteri ini memenangkan Pilkada Dumai bersama Faisal dengan sokongan Nasdem-PPP.

 

 

 

Tambah Dua Lagi, Sudah 26 Pasien Meninggal Karena Covid-19 di Kuansing

 

Satuan Tugas Covid-19 Kabupaten Kuansing melaporkan ada dua warga Kabupaten Kuansing meninggal karena terinfeksi covid-19. Dengan penambahan tersebut total sudah 26 warga Kuansing meninggal dunia karena terinfeksi covd-19.

Berdasarkan data per Minggu, 2 Mei 2021, dua warga Kuansing yang meninggal terinfeksi covid-19 tersebut adalah Ny L, 84 tahun warga Kecamatan Sentajo Raya dan Ny M, 52 tahun warga Kecamatan Kuantan Tengah.

"Kabar duka terdapat penambahan 2 kasus terkonfirmasi positif covid-19 dinyatakan meninggal," demikian disampaikan Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Kuansing, Agusmandar melalui keterangannya, Minggu, 2 Mei 2021 malam.

Satuan Tugas Covid-19 Kabupaten Kuansing melaporkan ada dua warga Kabupaten Kuansing meninggal karena terinfeksi covid-19. Dengan penambahan tersebut total sudah 26 warga Kuansing meninggal dunia karena terinfeksi covd-19.

Berdasarkan data per Minggu, 2 Mei 2021, dua warga Kuansing yang meninggal terinfeksi covid-19 tersebut adalah Ny L, 84 tahun warga Kecamatan Sentajo Raya dan Ny M, 52 tahun warga Kecamatan Kuantan Tengah.

"Kabar duka terdapat penambahan 2 kasus terkonfirmasi positif covid-19 dinyatakan meninggal," demikian disampaikan Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Kuansing, Agusmandar melalui keterangannya, Minggu, 2 Mei 2021 malam.

NY L, 84 tahun merupakan suspek dan melakukan pemeriksaan swab di Kabupaten Kuantan Singingi  pada tanggal 28 April 2021 dengan hasil terkonfirmasi covid-19.

Sementara Ny M, 52 tahun dilaporkan terkonfirmasi positf covid-19 sejak Sabtu, 24 April 2021. Ny M sempat dirawat di RSUD Teluk Kuantan. Dia merupakan suspek dan melakukan pemeriksaan Swab di Kuansing 23 April 2021.

 

Waspada, Sudah 44 dari 83 Keluarahan di Pekanbaru Masuk Zona Merah

 

Puluhan kelurahan di Kota Pekanbaru masuk dalam zona merah penyebaran virus Corona. Dari 83 kelurahan, 44 di antaranya tercatat sebagai zona merah Covid-19.

Penambahan kelurahan masuk zona merah seiring penyebaran Covid-19 di Kota Pekanbaru terus meluas. Artinya mayoritas kelurahan di Kota Pekanbaru punya potensi penyebaran tinggi.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekanbaru sebelumnya mencatat ada 38 kelurahan yang masuk zona merah. Dalam sepekan ada penambahan enam kelurahan lagi masuk zona merah.

Wali Kota Pekanbaru, Firdaus mengatakan bahwa kondisi ini seiring peningkatan kasus Covid-19. "Maka kita mesti hati-hati dalam beraktivitas. Kondisi penyebaran Covid-19 pun meluas, risiko jadi lebih tinggi," terang Wali Kota Pekanbaru, Firdaus, Senin 3 Mei 2021.

Ia menilai, satu penyebab meluasnya penyebaran Covid-19 karena banyak masyarakat abai dengan protokol kesehatan. Ia tidak ingin terjadi gelombang penularan Covid-19 seperti di India.

"Kita tidak ingin terjadi seperti di India, kasus meningkat saat kondisi melandai," terangnya.

Sebelumnya, Jubir Satgas Covid-19 Provinsi Riau dr Indra Yovi menyebut, setengah kasus Covid-19 berada di Kota Pekanbaru. Ia melihat masih banyak aktivitas kerumunan yang tidak perlu.

"Setengah masalah di Riau ini ada di Kota Pekanbaru. Kalau tadi 585 kasus baru, berarti 250 kasus ada di Pekanbaru. Kalau ada 16 angka kematian, berarti setengahnya ada di Pekanbaru," kata dr Indra Yovi, Minggu, 2 Mei 2021, di Gedung Daerah Balai Pauh Janggi.

 

Siak Zona Merah Covid-19, Sebabnya karena Klaster PNS yang Sering Dinas Luar

 

Berdasarkan data Dinas Kesehatan, sejak 25 April lalu daerah Kabupaten Siak Provinsi Riau berstatus zona merah penyebaran Covid-19. Salah satu penyebabnya diduga karena klaster PNS.

"Iya, sejak 25 April kemarin, Siak zona merah. Peningkatan kasus Covid-19 di Siak karena klaster PNS," kata Kepala Dinas Kesehatan Siak, dr Tonny Chandra, Kamis 29 April 2021.

Tonny menjelaskan, munculnya klaster PNS di Siak karena perjalanan dinas ke luar daerah. "Saat kembali ke Siak, sudah kena Covid-19 ternyata. Contohnya seorang guru di Kecamatan Sungai Apit, pulang dari luar daerah, ternyata sudah kena Corona. Akibatnya satu sekolah semua kena," kata dia.

Contohnya, tidak hanya guru tersebut. Sebelumnya pegawai Dinas PU Tarukim Siak terjangkit wabah dari Cina itu setelah pulang dari Batam Provinsi Kepulauan Riau. "Akibat satu orang ini, satu kantor juga tertular," kata dia.

Angka kasus penyebaran Covid-19 tiga hari belakangan ini di Kabupaten Siak memang melonjak tinggi.

Berdasarkan data Satgas Covid-19, dari tanggal 26-28 April 2021, rata-rata per harinya 50 kasus positif Covid-19 di Siak. Total sudah 3.283 orang positif Covid-19 di daerah ini dan 86 orang di antaranya meninggal dunia.