Selamat Jalan Datuk Syarwan Hamid, Sang Pejuang Otonomi Riau

sYARWAN.jpg
(INTERNET)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Mantan Menteri Dalam Negeri, Letjen TNI (Purn) Syarwan Hamid meninggal dunia di Rumah Sakit Dustira Cimahi, pagi ini, Kamis, 25 Maret sekitar pukul 03.00 dini hari.

Kepergiannya menyisakan duka bagi sejawatnya. Salah satunya Wakil Ketua Umum Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau, Azlaini Agus. Ia mengenang Syarwan Hamid adalah Sosok Pejuang. Tidak saja sebagai Prajurit TNI tetapi Alm juga Pejuang di bidang politik dan pemerintahan.

Azlaini mengingat Ketika ia berperan sebagai Koordinator Gabungan Kekuatan Reformasi Masyarakat Riau ( GKRMR ) Dan Kawan-kawan Komponen Masyarakat Riau, memperjuangkan wujudnya otonomi daerah serta bagi hasil minyak bumi dan sumber daya alam untuk daerah di tahun 1998-1999.

Kala itu, Almarhum Syarwan Hamid menjabat Menteri Dalam Negeri, di bawah Presiden BJ Habibie.

"Berkat dukungan penuh Almarhum, perjuangan masyarakat Riau yang waktu itu saya pimpin berhasil, dengan terbitnya Undang2 Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah yang memuat konsep Otonomi Daerah dan Undang2 Nomor 25 Tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah," kenang Azlaini.


Selain itu, Almarhum juga berjasa dalam proses pemekaran kabupaten/ kota di Riau. Berkat political will Almarhum, Siak, Rohil, Pelalawan, Rohul, Kuansing dan Dumai menjadi Kabupaten dan Kota di Riau yang menerima otonomi daerah.

"Masyarakat Riau tidak boleh melupakan perjuangan Almarhum. Jika ketika itu bukan Pak Syarwan Hamid yang jadi Menteri Dalam Negeri, belum tentu Siak, Pelalawan, Rohil, Rohul, Dumai dan Kuansing dapat menjadi Kabupaten dan Kota seperti sekarang ini," UU ungkap Azlaini.

Azlaini mengakui dalam beberapa hal terkadang berbeda pandangan dengan Almarhum, misalnya ketika Almarhum mulai menggagas pembentukan Lasykar Melayu.

"Saya termasuk yang tidak setuju, karena khawatir menjadi lost of control. Tetapi saya tetap menghargai dan menghormati Almarhum sebagai Orang Besar, yang berjiwa besar dan  berwawasan luas," kenangnya.

Secara lengkap, Azlaini mengenang almarhum sebagai sosok yang mempunyai prinsip dan bersikap konsisten. Hal ini dibuktikan ketika Alm tidak menyetujui kebijakan LAM Riau memberikan Gelar Adat kepada seorang Calon Presiden di tahun 2019.

Waktu itu sebagai wujud sikap konsekwennya, almarhum melakukan protes dengan Mengembalikan Gelar Adat Datuk Seri Setia Lela Negara yang diterimanya dari LAM Riau. Itu membuktikan bahwa Almarhum adalah seorang yang konsisten dan punya prinsip dalam hidupnya.

Bagi Azlaini, Syarwan Hamid adalah sosok yang amat berjasa bagi Riau. Ia pun berharap sebagai jadi diri orang Melayu di Riau ini tidak mudah melupakan jasa seseorang.

"Ibarat kara pepatah,Lupa Kacang ajan Kulitnya, dek karena hari dah panas. Selamat jalan pak Syarwan Hamid, selamat jalan pejuang otonomi daerah," tutup Azlaini.