Pakai Batik Corona, Syamsuar Bangga akan Kreasi Penggarajin Batik Riau

Batik-corona2.jpg
(WAYAN SEPIYANA/Riau online)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Gubernur Riau Syamsuar, didampingi istri Misnarni Syamsuar tampil kompak. Syamsuar memakai busana batik bermotif virus Corona dengan warna hitam dominan, kombinasi merah, serta putih. 

 

Kemudian, dipadukan dengan celana panjang berwarna gelap, serta sepatu berwarna hitam. Syamsuar juga memakai masker berwarna putih untuk mentaat protokol kesehatan Covid-19. 

 

Sementara, istri Misnarni Syamsuar tampil anggun dengan gaun yang dipakai, bermotif dominan polos, ada hiasan bunga hanya sedikit. Gaun yang dipakai dominan berwarna merah, kombinasi putih, serta jilbab.

 

Syamsuar Bersemangat, Menceritakan Batik yang Dipakai Bermotif Corona Mempunyai Makna 

 

Pantauan RiauOnline, Gubernur Riau Syamsuar dan Istri Misnarni Syamsuar tiba di lokasi acara pukul 14.40 WIB bertempat di Hotel Premiere Pekanbaru, Jalan Jend Sudirman. 

 

Saat diwawancara media, Syamsuar menjawab dengan begitu bersemangat, penuh energi, senyum yang terlihat dari alis mata, serta tawa yang begitu pecah. 

 

Ia menceritakan baju batik motif virus Corona yang dipakai mempunyai makna yang begitu dalam, karena pernah menjadi penyintas Covid-19. 

 

Menurutnya motif Batik Corona yang dipakai adalah hasil karya dari apa yang dirasakan disaat Pandemi Covid-19.

 

"Kegiatan Pesona Kreasi ini merupakan suatu wadah untuk memperkenalkan, tenun, batik Riau dan sekaligus ini menunjukkan banyak kreasi dari para perajin di Riau," kata Syamsuar, Jumat, 19 Februari 2021, kepada RIAUONLINE saat dijumpai di Hotel Priemere Pekanbaru.

 

Ia melanjutkan tentunya, dalam situasi Pandemi Covid-19 ini harapkan suasana seperti ini bagus sekali.


 

"Nanti harapan kita, akan tumbuh UMKM sehingga membuat pertumbuhan ekonomi di Riau," ujarnya

 

Kata Syamsuar menuturkan bahwa motif batik-batik Riau ada bermacam-macam. "Ya semua kabupaten mempunyai batik".

 

Ia pun mengapresiasi bahwa hasil karya ini menambah kreasi-kreasi pengerajin-pengerajin yang ada disini, untuk lebih kreatif, sehingga nanti akan tercipta, barangkali motif-motif batik yang tidak sama dengan daerah lain.

 

"Batik Corona, sekaligus penyintas, apa yang tau, yang dirasakan didalam badan, dikeluarkan, Batik Corona, ini Batik Corona," pungkasnya.

 

Misnarni Syamsuar dalam 30 Hari Bisa Merancang dan Mengahasilkan Karya Seni

 

Misnarni merancang hasil karya seni tenun dan batik dengan motif-motif kondisi sosial kemasyarakatan terkini, yang sedang viral menjadi perbincangan masyarakat. 

 

Hasil karya tenun dan batik, yang dibuat oleh Misnarni merupakan buah pikir selama pandemi Covid-19 terjadi. 

 

Misnarni Syamsuar menceritakan hasil pameran karya seni fashion show batik dan tenun yang dipakai oleh para model di acara peluncuran Yayasan Pesona Kreasi Riau hasil dari buah pikir kreasi baru. 

 

Ia sendiri yang merancang motif-motif tenun dan batik, karena melihat motif batik saat ini di Riau batik melayu tabir. 

 

"Saya sendiri yang merancangnya, kemarin kan saya lihat di Dekranas batiknya kan semua batik melayu tabir," jelas Misnarni Syamsuar, kepada RiauOnline, Jumat, 19 Februari 2021, saat usai acara di Hotel Priemere Pekanbaru.

 

Misnarni pun menuturkan bahwa hasil kreasi tenun dan batik merupakan motif yang memang hasil buah pikirnya. "Jadi, pikiran saya, maunya batik ada kreasi yang baru, saya berpikir apa yang viral sekarang ini," ujarnya

 

"Timbul dalam pikiran saya, kan banyak ada virus Corona, kalau bunga janda bolong, keladi, jahe termasuk juga. Tapi jahenya belum dikeluarkan tapi sudah di cutting," ungkapnya

 

Misnarni Syamsuar, mengatakan selama Pandemi Covid-19, ia berpikir untuk berkreasi untuk menghasilkan karya seni, setelah mengikuti pelatihan membuat batik beberapa waktu lalu. 

 

Ia menyampaikan bahwa hasil karya tenun dan batik yang bermotifkan virus corona, bunga-bungan viral sekarang, dikerjakan kurang lebih baru sebulan ini. 

 

 

"Sejak karena Covid, baru-baru ini sebulan lebih ada, pas habis pelatihan batik, jadi saya melihat-lihat batik itulah di Dekranas, tidak ada batik seperti ini, saya maunya batik itu lain daripada yang lain," pungkasnya.