Ghayo Onam, Tradisi Masyarakat Kampar Lebih Meriah dari Idul Fitri

rayo-enam.jpg
(riauonline)

Laporan: UJANG ANDRIAN

RIAU ONLINE, BANGKINANG - Sejak Minggu pagi (31/5/2020), warga Bangkinang Seberang, Kampar, Riau, sudah berduyun-duyun dari rumah menuju tanah lapang. Mereka mengenakan baju koko, batik, muslim, serta tak lupa memakai kopiah dan membawa sajadah.

Hari ini, merupakan hari Raya Enam atau disebut dengan Aghi Ghayo Onam, usai menjalankan puasa sunnah selama enam hari usai 1 Syawal, Minggu (24/5/2020) pekan lalu.

Aghi Ghayo Onam ini lebih meriah dibandingkan Hari Raya 1 Syawal, seperti dirayakan umat Muslim lainnya di dunia.

"Aghi Ghayo Onam atau Hari Raya Enam. Itu nama hari raya bagi umat Islam yang sudah menjalankan puasa sunnah selama enam hari yang tinggal di Bangkinang Seberang, Kampar," kata Ujang, warga Bangkinang Seberang, Minggu (31/5/2020).

Puasa Sunnah enam hari ini dijalankan dihitung usai 1 Syawal atau setiap tanggal 2 Syawal, sehari usai hari raya.


Secara berturut-turut, warga menjalankan puasa selama enam hari tanpa putus. Hari Raya Enam ini dimulai dengan ziarah kubur. Makanya, sering juga disebut dengan Aghi Ghayo Zorah atau Hari Raya Ziarah.

Hampir setiap dusun ataupun desa di Bangkinang, melakukannya secara turun-temurun dengan berziarah secara berkelompok jumlahnya mencapai ratusan orang.

Ratusan warga berziarah kubur berkeliling dari satu makam atau Tempat Pemakaman Umum (TPU) menuju makam lainnya.

Mereka duduk di samping kuburan dengan memanjatkan doa dipandu seorang alim atau ustadz. Saat pandemi COVID-19 ini, tutur Ujang, terasa sangat berbeda.

"Dibandingkan tahun lalu saja, lebih banyak yang pulang dari rantau, merayakan Aghi Ghayo Onam ini. Namun, sekarang, warga lebih banyak memakai masker, dibandingkan merayakan," jelas Ujang.

Saat perayaan Aghi Ghayo Onam ini, jelasnya, polisi tampak berjaga di sepanjang jalan dan di kuburan. Aparat memberikan imbaun kepada masyarakat untuk tetap menjaga jarak serta memakai masker.

Ipda Sutarno, perwira pengawas mengatakan, warga berziarah kubur banyak tidak mematuhi imbaun pemerintah. Antara lain tidak memakai masker dan tak menjaga jarak.

"Saya minta warga tetap patuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan dalam rayakan puasa enam. Kita bersama-sama cegah penularan COVID-19," pungkasnya.