Dua Orang Meninggal dan Seratusan Warga Terserang DBD, Diskes Kuansing Belum Tetapkan KLB

Nyamuk-Aedes-Aegypti.jpg
(Istimewa)

RIAU ONLINE, TELUK KUANTAN - Mulai awal Januari sampai 10 Maret 2020 terdapat 131 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau. Dari jumlah tersebut dua orang telah meninggal dunia akibat menderita penyakit yang ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegypti pembawa virus DBD.

Meskipun cukup banyak ditemukan kasus DBD di Kuansing, namun Pemerintah Daerah melalui Dinas Kesehatan belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk DBD.

"Belum ada kita mengarah kesitu (KLB,red), masalahnya perlu banyak pertimbangan," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kuansing, Helmi Ruspandi yang dihubungi Riau Online, Kamis, 12 Maret 2020.

Menurut Helmi, sebelum sampai kesana (KLB,red) tentu akan disampaikan kepada pimpinan (Bupati,red). "Kasusnya memang ada, tapi tidak hanya itu pertimbangan kita memberlakukan status KLB DBD untuk Kuansing, karena ini juga berkaitan dengan kebijakan keuangan," terang Helmi.

Dia menjelaskan, ketika satu daerah menetapkan status KLB terhadap satu penyakit maka daerah yang akan menanggung semua biaya pengobatan terhadap pasien yang menderita penyakit baik itu DBD.

"Pertama memang kita tidak memiliki dana, kalau kita gunakan dana APBD tentu akan banyak pihak yang dilibatkan, dan untuk menentukan itu KLB perlu pengkajian lagi," katanya.

Helmi juga mengakui sudah ada korban meninggal dunia akibat kasus DBD di Kuansing. "Kalau tidak salah satu di Sentajo dan satu lagi di Benai, kejadian Januari lalu," katanya.

Menurut Helmi korban yang meninggal tersebut akibat lambat dibawa ke rumah sakit. Setelah pendarahan baru dibawa ke rumah sakit. "Terlambat dibawa ke rumah sakit sehingga meninggal karena pendarahan," katanya.

Secara terpisah Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Diskes Kuansing, Jumardi mengatakan, jumlah kasus DBD dari Januari  sampai 10 Maret ini jumlahnya tercatat ada 131 kasus. "Kalau ditambahkan yang Januari sampai Maret ini jumlahnya ada 131 kasus. Itu masih ada Puskesmas yang belum melapor ke kita," kata Jumardi.

Pada Maret ini katanya, belum ada tambahan jumlah kasus DBD dan hanya ada lima kasus yang dilaporkan Puskesmas. "Maret ini masih 5 kasus belum ada tambahan," katanya.

Sebelumnya Jumardi mengatakan, awal tahun ini kasus DBD di Kuansing memang cukup tinggi. Mulai awal Januari lalu sampai akhir Februari 2020 jumlah kasus DBD di Kuansing sudah mencapai 126 kasus.

"Januari 91 kasus ditambah Februari 35 kasus, totalnya 126 kasus DBD. Jumlah ini belum termasuk data mulai tanggal 1-10 Maret ini," kata Jumardi.

Tahun 2019 lalu disampaikan Jumardi jumlah kasus DBD itu keseluruhan ada 246 kasus. "Penyebab masih tingginya kasus DBD di Kuansing karena lingkungan sekitar kurang bersih," katanya