Masrul Kasmy: Meranti Kabupaten Muda, Butuh Sosok Birokrat

masrul-kasmy.jpg
(Hasbullah)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat provinsi Riau, Masrul Kasmy mengaku optimis bisa melaju di Pilkada Kabupaten Kepulauan Meranti 2020 mendatang pasca melihat hasil survey terbaru.

"Mungkin karena saya lama berkarir di Riau makanya banyak yang menyebut-nyebut saya akan maju. Tapi Februari lalu saya buat survey ternyata betul ada arah kesana (Pilkada)," ujar Masrul, Kamis, 10 Oktober 2019.

Bahkan, survey ini diperkuat oleh ahli statistik yang menyebutkan bahwa elektabilitas Masrul layak untuk diperhitungkan dalam Pilkada Kepulauan Meranti 2020 mendatang.

Masril tak memungkiri, dirinya sudah menjalin komunikasi dengan beberapa partai untuk meminta perahu untuk bisa melaju ke Pilkada. Sebab, saat ini ia sendiri tidak memiliki partai.

Meski berstatus sebagai birokrat, Masrul mengatakan dirinya tidak gentar menghadapi calon dari kalangan politisi. Pasalnya, ia sendiri pernah menjadi Wakil Bupati Kepulauan Meranti pada 2010 lalu.


"Walaupun saya birokrat, tapi saya pernah mendapat jabatan politis. Saya menang Pilkada 2010 bersama dengan pak Irwan Natsir," tuturnya.

Untuk diketahui, pada 2010 lalu ada lima Paslon yang bertarung memperebutkan kursi Bupati dan Wakil Bupati Kepulauan Meranti. Dimana, saat itu Kepulauan Meranti baru saja dimekarkan dari kabupaten induk, Bengkalis.

Saat itu Irwan Natsir dan Masrul Kasmy mengungguli empat Paslon lainnya, yakni Said Hasyim - Taufiqurrahman, Rosfian - Muhammad Adil, Intsiawati Ayus - Amyurlis, dan terakhir Ismail Fauzy - Darwin Susandy.

"Bertarung lima calon kami menang, kami dapat suara yang cukup signifikan, makanya saya diajak maju Pilgubri 2013 sama pak Achmad," jelasnya.

Kepulauan Meranti, sambungnya, merupakan kabupaten yang masih muda sehingga dibutuhkan sosok pemimpin dari kalangan birokrat yang sedikit lebih profesional dibanding politisi.

"Pilkada ini bukan hanya bertarung, tapi masih ada lanjutannya, mau dikemanakan negeri ini setelahnya? Meranti harus dikelola oleh birokrat yang punya pengalaman sedikit lebih banyak dari politisi. Saya ini kan pernah jadi lurah, camat dan saya juga tamatan pamong. Jadi tahulah persoalan dibawah," pungkasnya.