Setelah Sumsel, Pembangunan Jalan di Riau Akan Gunakan Aspal Karet

fgd-aspal-karet.jpg
(Rico)

Laporan: RICO MARDIANTO

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) konsisten melaksanakan pekerjaan pembangunan jalan dengan memanfaatkan bahan baku karet alam bercampur aspal.

Peneliti Puslitbang Jalan dan Jembatan Kementerian PUPR, Anwar Yamin mengungkapkan bahwa sudah ada sejumlah jalan nasional di Indonesia yang menggunakan inovasi baru tersebut. Menurut dia hadirnya teknologi aspal karet alam ini, berdampak baik bagi kualitas jalan.

"Sudah dilaksanakan lebih dari tujuh jalan nasional. Tahun ini ada 12 proyek. Kalau provinsi yang sudah uji coba baru Sumatera Selatan atas inisiatif pihak pemerintah provinsinya. Mungkin Riau yang kedua," ujar Anwar di sela Focus Group Discussion (FGD) tentang pengelolaan sumber daya alam yang digelar Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi Riau, Kamis, 20 Juni 2019.

Anwar mengatakan, dari segi ekonomi proyek aspal karet ini berdampak pada munculnya pangsa pasar baru untuk menyerap karet dari perkebunan masyarakat. Hal ini tentu akan meningkatkan kembali kesejahteraan petani karet yang saat ini sering mengeluh lantaran rendahnya harga karet.


"Dari segi harga mungkin ada peningkatan harga hotmix-nya, tapi bisa di-cover dengan umurnya (aspal) yang lebih panjang," ujar dia.

Anwar memprediksi tahun depan kemungkinan akan lebih banyak lagi daerah yang akan menguji coba inovasi baru ini, terutama daerah penghasil karet.

Adapun pemerintah menargetkan kandungan karet alam untuk campuran aspal karet bisa mencapai 20 persen pada 2020 mendatang. Kementerian PUPR menargetkan penggunaan aspal karet pada tahun ini yaitu sepanjang 6.000 kilometer.

"Tahun ini kita sudah ada proyek di beberapa tempat, tiap tahun pasti bertambah terus," terangnya.

Menurut Anwar, selagi daerah tersebut ada kebun karet tentu peluangnya juga besar. Indonesia sendiri merupakan salah satu produsen karet alam terbesar di dunia. Setidaknya produksi karet Indonesia tiap tahunnya mencapai 3,2 juta ton.