Warisan Utang Presiden RI dari Masa ke Masa: Soekarno hingga Jokowi

Ilustrasi-utang2.jpg
(Liputan6.com/Trieyasni)

RIAU ONLINE - Indonesia hingga saat ini masih menghadapi utang negara yang merupakan isu krusial. Jumlahnya juga kian meningkat hingga memicu kekhawatiran akan beban yang ditanggung oleh generasi mendatang.

Utang yang saat ini dihadapi Indonesia merupakan warisan presiden dari masa ke masa, sejak Soekarno hingga Jokowi.

1. Soekarno

Indonesia telah memiliki utang luar negeri (ULN) sejak masa Presiden RI pertama, Soekarno (1945-1967). Sejak saat itu, utang negara menjadi salah satu warisan sejarah yang kompleks dan masih diperdebatkan sampai kini.

Kala Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 1949, negara ini mewarisi utang Rp88 triliun.

2. Soeharto

Selama 31 tahun (1967-1998) kepemimpinan Presiden Soeharto, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat. Tapi, bertumbuhnya ekonomi juga diiringi dengan peningkatan utang luar negeri.

Ketika Soeharto lengser dari kursi kepresidenan pada 1998, Indonesia memiliki utang luar negeri mencapai Rp551 triliun. Jumlah ini setara dengan 57,7% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia saat itu.

3. B.J Habibie


Presiden B.J Habibie memimpin Indonesia pasa masa yang penuh gejolah, saat krisis ekonomi melanda Asia pada 1997. Satu di antaranya dampaknya, utang luar negeri Indonesia meningkat secara signifikan.

Saat Habibie naik ke tampuk kepemimpinan pada Mei 1998, total utang luar negeri Indonesia mencapai Rp939 triliun. Jumlah ini meningkat pesat dibandingkan dengan saat Soeharto lengser, di mana utang luar negeri hanya Rp551 triliun, sebagaimana dilansir dari Suara.com, Rabu, 13 Maret 2024.

4. Abdurrahman Wahid/Gusdur

Abdurrahman Wahid (Gusdur) memimpin Indonesia di masa yang penuh tantangan, termasuk di bidang ekonomi. Gusdur juga meninggalkan warisan utang luar negeri yang cukup besar.

Saat Gusdur dilantik sebagai presiden pada 20 Oktober 1999, ULN Indonesia tercatat sebesar Rp1.271 triliun. Jumlah ini meningkat dari US$ 63,2 miliar pada saat Gus Dur dilantik sebagai wakil presiden pada 1998.

5. Megawati Soekarnoputri

Saat Megawati memimpin utang pemerintah tercatat sebesar Rp 1.298 triliun, sementara PDB Rp 2.303 triliun. Sehingga rasio utang saat itu 56,5% terhadap PDB.

6. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berkuasa selama dua periode, periode I 2004-2009 dan periode II 2009-2014. Di akhir kepemimpinannya, SBY mewariskan utang luar negeri yang mencapai Rp2.608,8 triliun dengan rasio utang 24,7 persen dari PDB.

7. Joko Widodo (Jokowi)

Lonjakan utang negara pun terjadi di masa Presiden Joko Widodo. Utang yang dimiliki negara mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

Hingga akhir 2023, pemerintah Indonesia berutang dengan total menembus level Rp8.253 triliun. Angka ini terus mengalami kenaikan jika dibandingan tahun sebelumnya.

Jokowi pun akan mengakhiri masa kepemimpinannya pada Oktober 2024 mendatang dan akan digantikan pemerintahan baru.