Viral Video 12 WNI di Myanmar Minta di Dipulang ke RI, Dipekerjakan Tak Manusiawi

video-wni-di-myanmar-minta-dipulangkan.jpg
(Tangkapan Layar/Twitter)

RIAU ONLINE - Sebuah video beredar viral di media sosial memperlihatkan 12 warga negara Indonesia (WNI) di Myanmar yang meminta bantuan pemerintah Indonesia untuk dipulangkan ke Tanah Air.

Video berjudul Viral.! 12 WNI di Myanmar minta dipulangkan karena dipekerjakan secara tak manusiawi itu diunggah akun Instagram @viralsekali.

"Cerita nya mirip seperti di fim Taxi Driver, ngeri sekali. Semoga bisa pulang ke Tanah Air," tulis akun @viralsekali yang dikutip dari Liputan6.com, Kamis, 25 Mei 2023.

Pada video itu, seorang pemuda yang mewakili rekan-rekannya berbicara di depan kamera. Ia mengaku telah 5 bulan menunggu untuk dipulangkan ke Indonesia, namun pemulangan mereka tak kunjung diproses.

Ia berharap dirinya dan rekan-rekannya dapat segera dievakuasi lantara dipekerjakan secara tidak manusiawi.

"Saya harap buat Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan teman-teman kami di sini kami meminta bantuan agar kami segera dipulangkan di lokasi KK 2 Garden Myanmar ini. Sampai sekarang ini kami belum ada di evakuasi pak. Saya minta dan teman-teman saya tolong bebaskan kami pak, karena kami di sini dipekerjakan secara tidak manusiawi dan intimidasi, dan kekerasan yang setiap harinya kami hadapi di sini," jelas pemuda itu melalui video yang beredar di media sosial melalui akun Instagram @viralsekali.

Sementara saat ini, pihak KBRI menyatakan tengah menelusuri lebih lanjut video tersebut.

"Kami masih melacak dan mencari info rincinya. Videonya minim info dan tidak sebutkan nama dan lokasi," ungkap Pihak KBRI Yangon saat dihubungi Liputan6.com melalui pesan singkat.


Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Judha Nugraha, mengatakan bahwa KBRI Yangon tengah mendalami hal ini dan mencari kontak para WNI tersebut.

Menurut data sementara KBRI Yangon, sejumlah WNI tercatat berada di Myawaddy berdasarkan laporan yang masuk dari yang bersangkutan, keluarga, dan berbagai pemangku kepentingan terkait.

"Kami terus lakukan pencarian melalui jejaring lokal di tengah keterbatasan info dan akses serta sensitivitas politik dan keamanan di myanmar," imbuh pihak KBRI Yangon.

Pihak KBRI Yangon mengatakan, upaya kontak secara langsung saat ini juga terkendala pembatasan yang dialami WNI.

"Hotline KBRI aktif setiap hari untuk menampung segala informasi yang dapat melengkapi data untuk proses selanjutnya. Sekiranya media massa dapat mendorong para WNI korban untuk menghubungi hotline KBRI Yangon +95 9503 7055," jelas pihak KBRI Yangon.

Berikut isi lengkap video viral 12 WNI di Myanmar yang minta dipulangkan ke RI:

"Buat Pak Presiden Jokowi Widodo kami berada di lokasi Myanmar KK 2 Garden. Sekarang kami sedang menunggu, dari tahun kemarin dari bulan 1, kami sudah diurus dari orang tua kami. Dari bulan 1 sampai bulan sekarang sudah 5 bulan ini kami tidak ada juga dijemput-jemput dari lembaga yang mengurus, tidak ada evakuasi sama sekalipun," ungkap salah satu pemuda mewakili teman-temannya di latar belakang dalam video yang diunggah oleh akun Instagram @viralsekali.

Pemuda itu juga merinci sejumlah lembaga terkait yang menurutnya berwenang untuk memproses kepulangan mereka ke Tanah Air.

"Kami rombongan 12 orang yang berada di KK 2 Garden Myanmar ini kami bekerja di Scammer Platform Indonesia dan sebagian temen-temen juga ada di platfotm lain. Buat Bapak Presiden, saya meminta tolong buat saya dan temen-temen saya agar kami cepat dievakuasi. Dari pihak Komnas HAM Ibu Anis Hidayah dan MPSK dan pihak KSP tidak ada sama sekalipun berkoordinasi dan tidak ada jawaban untuk mengevakuasi kami," jelasnya.

Atas nama teman-teman, pemuda itu kemudian menyampaikan harapan untuk segera dievakuasi dengan alasan telah dipekerjakan dengan tidak manusiawi.

"Saya harap buat bapak Presiden Joko Widodo dan teman-teman kami di sini kami meminta bantuan agar kami segera dipulangkan di lokasi KK 2 Garden Myanmar ini. Sampai sekarang ini kami belum ada di evakuasi pak. Saya minta dan teman-teman saya tolong bebaskan kami pak, karena kami di sini dipekerjakan secara tidak manusiawi dan intimidasi, dan kekerasan yang setiap harinya kami hadapi di sini," tutup penjelasan pemuda itu melalui video yang beredar di media sosial.