Hubungan Dua Jenderal di Masa Lalu, Luhut Disebut Pernah "Tempeleng" Prabowo

Kolase-Prabowo-dan-Luhut.jpg
(Suara.com)


RIAU ONLINE - Luhut Binsar Pandjaitan dan Prabowo Subianto sebelum terjun ke dunia politik merupakan seorang jenderal TNI. Bahkan, kedua jenderal itu memiliki hubungan yang dekat.

Hal ini diungkap oleh politikus senior Panda Nababan. Menurutnya, Luhut dan Prabowo juga sempat berbisnis bersama, namun sempat panas karena satu dan lain hal.

Panda menyebut rencana penangkapan Jenderal Benny Moerdani, orang dekat Soeharto yang kala itu menjabat sebagai Presiden RI, membuat hubungan Luhut dan Prabowo sempat memanas.

"Waktu itu Luhut masuk Sesko, jadi Letkol kan si Prabowo wakilnya masih Mayor, pulang dari Bandung, masuk ke Cijantung dilihat kok [Prabowo] pakai tali merah, ada apa nih Wo katanya [Luhut], dia [Prabowo] mau tangkap Benny, Benny disebut mau kudeta," ungkap Panda Nababan dalam perbincangannya di Total Politik, dikutip dari Suara.com, Kamis, 17 November 2022.


Luhut yang melihat Prabowo bersiap hendak menangkap Benny, sebagai atasan langsung menelepon atasan mereka untuk konfirmasi.

Luhut dan Prabowo kemudian dibawa ke kediaman Menteri Pertahanan (Menhan) kala itu, Jenderal TNI Jusuf Amier. Dalam pertemuan itu, Prabowo masih menyatakan bahwa Jenderal Benny akan melakukan kudeta. Jenderal Jusuf lantas melakukan konfirmasi langsung kepada Soeharto.

"Menurut cerita Pak Jusuf ke saya, Pak Harto bilang Benny itu orang yang loyal ke saya tidak mungkin dia mau melakukan tindakan kudeta," kata Panda Nababan.

Akhirnya, Menhan Jusuf meminta Prabowo dan Luhut pulang ke Cijantung. Setelah kejadian itu, Luhut disebut marah besar kepada Prabowo.

"Ada dua versi, Luhut marah kan sama Bowo, kalau menurut cerita Prabowo ke saya dia cuma ditepis gini aja, tapi ada versi [cerita] Prabowo ditempeleng [oleh luhut]," ungkap Panda Nababan.

"Ya itu cerita waktu itu, akibat peristiwa itu itulah kemudian yang membuat Prabowo digeser dari baret merah ke baret hijau, pindah dia ke Batalion 328."